Spirit of Aqsa, Gaza – Hamas memperingatkan penjajah Israel untuk tidak berbuat ulah di Al-Quds setelah kedua pihak menerapkan gencatan senjata, Jumat (21/5).
Anggota Biro Politik Hamas Ezzat El Reshiq mengatakan, Israel harus menghentikan pelanggaran di Yerusalem serta menanggung kerusakan yang ditimbulkan akibat pengeboman di Gaza.
“Memang benar pertempuran berakhir hari ini tapi Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa jari kami masih berada di pelatuk dan kami akan terus meningkatkan kemampuan perlawanan ini,” kata El Reshiq, dikutip dari Reuters
.Dia menambahkan, tuntutan lain kepada Israel adalah tidak menyentuh Masjid Al Aqsa serta menghentikan rencana penggusuran rumah warga Palestina di Yerusalem Timur yang disebutnya sebagai garis merah.
“Apa yang terjadi setelah pertempuran ‘Pedang Yerusalem’ tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung gerakan perlawanan dan sadar gerakan perlawanan ini yang akan membebaskan tanah dan melindungi tempat-tempat suci mereka,” kata El Reshiq.
Konfrontasi antara pejuang Palestina di Gaza dengan Israel dipicu kekerasan tentara Israel terhadap umat Islam yang tengah menjalankan ibadah Ramadan di Masjid Al Aqsa serta rencana penggsuran warga dari lingkungan Sheikh Jarrah.
Hamas dan kelompok perlawanan lain menembakkan lebih dari 3.000 roket ke wilayah Israel sejak konfrontasi pada 10 Mei.
Sebanyak 12 orang dari pihak Israel tewas, termasuk dua anak-anak.
Pejabat kesehatan Gaza mengungkap, 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, meninggal dan lebih dari 1.900 orang luka.