Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Munir al-Bursh, memperingatkan bahwa kematian massal pasien akan segera terjadi karena rumah sakit hanya memiliki waktu beberapa jam sebelum berhenti total akibat kehabisan bahan bakar dan terus-menerus menjadi sasaran serangan Israel.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, al-Bursh menyerukan agar dunia segera menyelamatkan pasien dengan memasukkan pasokan bahan bakar secepat mungkin demi mencegah berhentinya layanan medis.
Ia menggambarkan kondisi rumah sakit di Gaza sebagai “sangat tragis”, menyebutkan fasilitas besar seperti Kompleks Medis al-Shifa, al-Ahli, Khidmat Umum, dan Ashdiqa’ al-Maridh, yang sebagian layanannya kini sudah lumpuh karena kekurangan bahan bakar.
Al-Bursh mengungkapkan bahwa RS Rantisi untuk anak-anak dan RS Mata telah keluar dari layanan sepenuhnya pada hari sebelumnya. Sementara itu, RS Hamad untuk Rehabilitasi dan sebuah pusat kesehatan milik Medical Relief di pusat Kota Gaza ikut dibombardir oleh pasukan Israel.
Ia menambahkan, Israel juga melakukan teror terhadap tenaga medis, mengingatkan kembali peristiwa ketika tentara Israel membakar RS al-Shifa dan membunuh dokter-dokternya.
Lebih lanjut, al-Bursh menegaskan bahwa pihaknya tidak lagi mampu memberikan layanan medis kepada pasien karena kelangkaan bahan bakar, peralatan medis, dan minimnya tenaga kesehatan.
Beberapa pasien terpaksa dipindahkan ke rumah sakit di wilayah selatan Gaza, terutama pasien ICU, namun dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka harus dipindahkan dengan mobil tua karena ambulans tak lagi memiliki bahan bakar. Ia menekankan bahwa lebih dari 100 pasien di ruang intensif tidak bisa dievakuasi.
Dalam pernyataan resmi di Facebook, Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa lalu menegaskan bahwa krisis bahan bakar di rumah sakit yang masih beroperasi telah memasuki fase paling kritis.
“Dalam beberapa hari ke depan, bisa saja seluruh layanan vital berhenti, yang berarti memperparah krisis kesehatan dan mengancam nyawa pasien serta korban luka,” tulis pernyataan itu, seraya menjelaskan bahwa langkah teknis maupun rekayasa untuk menjadwal pasokan listrik sudah tidak lagi berguna tanpa bahan bakar.
Al-Bursh menegaskan bahwa Israel sengaja ingin menghancurkan total sistem kesehatan Gaza, dan ia menutup dengan sebuah seruan terakhir untuk menyelamatkan pasien serta kehidupan di Jalur Gaza.
Sumber: Al Jazeera