Al-Jazeera menayangkan rekaman yang memperlihatkan keberhasilan pejuang Saraya Al-Quds, sayap militer Jihad Islam, dalam menjalankan operasi penyergapan kompleks terhadap pasukan pendudukan Israel di timur Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Dalam operasi ini, Saraya Al-Quds menargetkan sebuah APC (kendaraan pengangkut personel) Israel di kawasan Abasan al-Kabira, dengan tujuan utama menangkap sejumlah tentara Israel.
Video tersebut memperlihatkan tahap demi tahap: pengintaian intensif terhadap pergerakan alat berat dan kendaraan tempur Zionis, penanaman ranjau darat jenis “Barq” yang telah dimodifikasi, hingga momen menegangkan saat para pejuang bersiaga menanti sasaran masuk ke zona penyergapan.
Begitu kendaraan militer masuk ke area jebakan, ledakan keras mengguncang. Para pejuang langsung menyergap dan melancarkan kontak senjata jarak dekat dengan pasukan Israel yang berada di dalam kendaraan.
Namun, menurut keterangan dalam video, intervensi cepat kendaraan militer Zionis di sekitar lokasi menghambat proses penangkapan tawanan. Dalam baku tembak tersebut, seorang tentara Israel yang sempat tertawan dilaporkan tewas, sementara sejumlah pejuang gugur sebagai syuhada.
Komandan lapangan Saraya Al-Quds sebelumnya telah menyebut serangan ini sebagai “operasi kompleks dan berkualitas tinggi” yang dirancang untuk memperbesar jumlah tawanan Israel, sebuah langkah strategis dalam menghadapi kebuntuan politik dan diplomasi.
Strategi Jelas: Menawan Tentara, Mengubah Peta Tekanan
Dalam beberapa pekan terakhir, Saraya Al-Quds intensif merilis dokumentasi serangan terhadap pasukan Israel di utara dan selatan Gaza. Tak hanya untuk menunjukkan kekuatan, tapi juga sebagai pesan bahwa medan Gaza tetap menjadi perangkap maut bagi tentara penjajah.
Faksi-faksi utama perlawanan (terutama Hamas dan Jihad Islam )telah berikrar untuk menambah jumlah tawanan Israel di Gaza sebagai kartu tawar kuat dalam pertarungan panjang melawan pendudukan.
Sejak 7 Oktober 2023, menurut klaim resmi militer Israel, 893 tentaranya tewas dan lebih dari 6.100 lainnya luka-luka. Tapi kelompok perlawanan yakin angka sebenarnya jauh lebih besar, dan sebagian besar korban jatuh di pertempuran darat, bukan dari serangan udara.
Perang yang Didokumentasikan, Kemenangan yang Disuarakan
Sejak dimulainya invasi darat Israel pada 27 Oktober 2023, faksi-faksi pejuang rutin menyiarkan bukti visual operasi mereka: penghancuran ratusan kendaraan militer, penyergapan jarak dekat, dan serangan rudal ke kota serta permukiman Israel.
Dengan jaringan terowongan, strategi tempur gerilya, dan semangat juang yang tak surut, Gaza telah berubah menjadi labirin perlawanan, di mana kekuatan tempur Israel justru terjebak dalam konflik yang tak mereka kuasai.