Spirit of Aqsa, Palestina – Menteri Urusan Al-Quds, Fadi Al Hadmi mengatakan, penjajah Israel menggusur lebih dari 62 bangunan di Al-Quds sejak awal tahun ini.

Hal ini terungkap dalam pertemuan Al-Hadmi di Kementerian Urusan Yerusalem di kota Al-Ram, dengan Duta Besar Kerajaan Yordania untuk Negara Palestina, Muhammad Abu Wendy, pada Selasa (13/7). Mereka membahas perkembangan situasi berbahaya di kota Yerusalem yang diduduki.

Al-Hadmi menambahkan, ancaman penggusuran paksa rumah keluarga Al-Quds di lingkungan Sheikh Jarrah masih berlaku. Sementara 86 keluarga terancam penggusuran di lingkungan Batn al-Hawa dan 100 rumah terancam pembongkaran di Al-Bustan di kampung di Silwan.

Al-Hadmi mengisyratkan eskalasi berbahaya dalam penghancuran rumah-rumah Palestina, rencana mengosongkan rumah-rumah lain, penangkapan, dan upaya memaksakan status quo baru di lapangan di Al-Quds.

Al-Hadmi berterima kasih kepada duta besar Yordania atas dokumen-dokumen yang diberikan kepada penduduk Sheikh Jarrah, yang membuktikan kepemilikan keluarga atas rumah mereka, di samping gerakan politik Yordania yang kuat dalam mendukung perjuangan Palestina pada umumnya dan Yerusalem pada khususnya.

Al-Hadmi memberi pengarahan kepada duta besar Yordania tentang bahaya proyek Israel yang disebut “Pusat Yerusalem Timur”, yang memengaruhi status Yerusalem yang ada.

Dia menunjuk keseriusan eskalasi pelanggaran Israel di Masjid Al-Aqsha, baik melalui penyerbuan atau perintah untuk mendeportasi jamaah dan penjaga masjid Al-Aqsha, dan menghalangi pekerjaan restorasi di masjid, sebagai imbalan atas kelanjutan penggalian Israel dan pembukaan masjid terowongan di sekitarnya.

Dan dia memperingatkan eskalasi pembangunan pemukiman Yahudi yang dibangun di atas tanah kota Al-Quds.

Al-Hadmi menekankan bahwa eskalasi Israel menuntut komunitas internasional bergerak cepat memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen di sana, yang mengarah pada diakhirinya pendudukan.

Sementara itu, Duta Besar Abu Wandy menegaskan bahwa Kerajaannya, di bawah kepemimpinan Raja Abdullah II, dan berdasarkan perwalian Hashemi historis atas tempat-tempat suci di Yerusalem, akan terus mempertahankan identitas kota suci, Arabismenya, dan kesucian Kristen dan Islam.

Dia menekankan penolakannya terhadap semua tindakan Israel yang bertujuan mengubah karakter dan identitas kota dan melanggar kesuciannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here