Spirit of Aqsa, Palestina- Situs web Inggris Middle East Eye menerbitkan sebuah laporan yang berbicara tentang pelecehan, penghinaan dan penyiksaan yang dialami ribuan pekerja Palestina selama sekitar 4 pekan ditahan oleh penjajah Israel. Mereka ditangkap pada 7 Oktober 2023 lalu.

Laporan tersebut menyatakan, perkiraan menunjukkan ada sekitar 4.500 pekerja dari Gaza pada 7 Oktober lalu. Mereka langsung ditangkap saat operasi Taufan Al-Aqsa. Mereka jadi sasaran penghinaan dan pelecehan berulang kali.

Laporan tersebut mengutip para pekerja yang mengatakan, izin kerja mereka dibatalkan dan dikembalikan ke Gaza dengan berjalan kaki sejauh enam kilometer sampai ke penyeberangan Kerem Shalom dekat kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Kematian di Jalan

Laporan tersebut mengutip salah satu pekerja yang mengatakan, “Ketika kami dibebaskan dan harus kembali ke Gaza, salah satu dari kami meninggal.” Pekerja lainnya, dari Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, mengatakan, “Dia terjatuh dan meninggal saat berjalan.”

Pekerja itu menambahkan, “Mereka memperlakukan kami seperti anjing dan menginterogasi kami saat kami berada di Tel Aviv. Tangan kami diikat ke belakang, dan kami hampir tidak mendapat makanan atau minuman.”

Dia melanjutkan, “Anak-anak lelaki seusia dengan anak-anak saya melucuti pakaian kami dan mengencingi kami.”

Laporan tersebut mengutip Miriam Marmur, direktur sebuah organisasi hak asasi manusia Israel, yang mengatakan, informasi yang mereka terima tentang penangkapan para pekerja tersebut “sangat meresahkan.”

Marmor melanjutkan, menjelaskan: “Kami tidak tahu berapa banyak orang yang ditahan secara ilegal di pusat penahanan Israel karena Israel menolak mengungkapkan nama dan keberadaan orang-orang yang ditahannya.”

25 Hari Penyiksaan

Marmur menambahkan, para pekerja tersebut ditahan di fasilitas pangkalan militer Israel di Tepi Barat. Pekerja kemanusiaan dicegah memasuki fasilitas penahanan untuk menilai kondisi.

Salah satu tahanan mengatakan kepada Al Jazeera, “Kami dianiaya selama 25 hari, dan antara 5.000 hingga 6.000 orang ditahan.”

Laporan Middle East Eye menyatakan, banyak pekerja terus-menerus diancam ketika ditanyai pertanyaan tentang Gerakan Perlawanan Islam “Hamas.” Beberapa dari mereka dipukuli dengan kejam ketika diinterogasi. Sementara salah satu dari mereka menyatakan, “Jelas kami tidak tahu apa-apa, kami hanya pekerja.”

Pekerja lain menambahkan, “Kami disiksa, dan tidak ada yang mengasihani kami. Mereka mengambil uang dan pakaian kami, dan membiarkan kami telanjang selama 3 hari sambil menyiksa kami. Kami lapar, mereka menendang dan meninju kami, dan menginjak kepala kami, dan bahkan sekarang aku kesakitan.”

Tidak ada komunikasi

Menurut laporan tersebut, Israel tidak mengizinkan mereka mengakses telepon, sehingga banyak dari mereka khawatir akan keselamatan orang yang mereka cintai di bawah pemboman terus-menerus. “Insya Allah, kami akan kembali dan menemukan anak-anak serta keluarga kami selamat dan hidup,” kata salah seorang pria kepada media lokal.

Laporan tersebut mencatat, kelompok-kelompok Israel membagikan klip video grafis di aplikasi pesan yang menunjukkan pekerja Palestina di Tepi Barat disiksa dan dipermalukan oleh tentara Israel.

Menurut situs Inggris, laki-laki Palestina muncul di salah satu klip video, dengan mata tertutup dan diborgol dengan kabel, saat mereka diserang oleh pasukan bersenjata lengkap. Suara laki-laki, beberapa di antaranya ditelanjangi, terdengar berteriak saat mereka terlempar ke tanah.

Dia menambahkan, tentara tersebut menarik beberapa pekerja ke tanah, sementara seorang tentara Israel menginjak kepala salah satu tahanan, dan suara rekan-rekannya terdengar tertawa di latar belakang.

Sumber: Middle East Eye, Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here