Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu (6/9) melaporkan 6 warga syahid akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk seorang anak, hanya dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, jumlah korban jiwa akibat strategi kelaparan sistematis Israel sejak dimulainya perang kini mencapai 382 syahid, di antaranya 135 anak-anak.

Sejak PBB secara resmi menyatakan pada 22 Agustus lalu bahwa kelaparan telah melanda Gaza, sudah 104 warga gugur, termasuk 20 anak. Fakta ini menunjukkan (meski dunia tahu Gaza sedang dilanda bencana kelaparan) tidak ada perubahan nyata di lapangan.

700 Hari, Gaza Nyaris Hilang dari Peta

Dalam laporannya, Kantor Media Pemerintah Gaza merilis data mencengangkan: selama 700 hari genosida, Israel telah menghancurkan total 38 rumah sakit, 833 masjid, dan 163 lembaga pendidikan. Infrastruktur Gaza luluh lantak hingga 90% rusak parah, dengan kerugian ekonomi awal lebih dari 68 miliar dolar.

Lebih dari 80% wilayah Gaza kini dikuasai Israel melalui agresi militer dan pengusiran paksa. Selama periode itu, serangan brutal telah menewaskan dan melenyapkan jejak 73.731 jiwa, termasuk 20 ribu anak dan 12.500 perempuan. Tak kurang dari 2.700 keluarga musnah sepenuhnya dari catatan sipil.

Target Medis, Jurnalis, dan Warga Sipil

Kantor Media juga menegaskan, Israel dengan sengaja menarget pihak yang seharusnya dilindungi: 1.670 tenaga medis, 248 jurnalis, 139 petugas pertahanan sipil, dan 173 pegawai kota gugur dibunuh. Sementara itu, lebih dari 162 ribu orang terluka, banyak di antaranya mengalami amputasi, kelumpuhan permanen, hingga kehilangan penglihatan.

Politik Kelaparan sebagai Senjata Perang

Israel juga terus menerapkan politik kelaparan dengan menutup rapat-rapat jalur bantuan, mencegah masuknya ratusan ribu truk pangan dan obat-obatan. Hasilnya: lebih dari 2,2 juta warga Gaza kini berada di ambang kelaparan, termasuk 1 juta anak yang menghadapi risiko mati kelaparan setiap hari.

Dalam beberapa pekan terakhir, militer Israel bahkan meratakan blok-blok perumahan di Kota Gaza dan Jabalia dalam operasi yang mereka sebut “Arba’at Gideon 2”, yang bertujuan untuk menduduki penuh kawasan itu.

Dunia Menyaksikan, Gaza Membara

Sejumlah negara dan organisasi HAM internasional telah mengecam keras operasi militer Israel ini, memperingatkan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukan sekadar perang, tetapi eskalasi genosida yang disertai ancaman pengusiran massal terhadap hampir 1 juta penduduk Kota Gaza.

“Gaza kini bukan hanya
medan pertempuran, melainkan saksi paling nyata atas kebisuan dunia terhadap genosida modern—di mana kelaparan dijadikan senjata, dan anak-anak dijadikan korban paling rapuh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here