Tepi Barat kembali dilanda gelombang kekerasan baru, Selasa malam (11/11), ketika kelompok pemukim Israel (dengan dukungan langsung dari tentara pendudukan) melancarkan serangkaian serangan terkoordinasi di sejumlah wilayah. Serangan itu menyebabkan kebakaran besar, luka-luka di kalangan warga, serta kerusakan parah pada rumah dan fasilitas publik. Di saat yang sama, ratusan pemukim kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah penjagaan ketat polisi Israel.
Di Tulkarem, barat laut Tepi Barat, para pemukim menyerang kawasan industri dekat Beit Lid, membakar beberapa kendaraan dan memicu kebakaran besar di pabrik-pabrik lokal. Sumber setempat melaporkan bahwa empat truk milik sebuah pabrik susu turut dibakar, menyebabkan kerusakan berat pada fasilitas produksi. Api juga menjalar ke lahan pertanian dan tenda-tenda komunitas Badui di sekitar wilayah itu. Dua warga dilaporkan mengalami luka di kepala akibat lemparan batu dari para pemukim.
Pasukan Israel yang datang ke lokasi justru memberikan perlindungan kepada para penyerang, sementara tim pemadam kebakaran berjuang memadamkan kobaran api yang melalap kawasan industri tersebut.
Di berbagai kota lain, situasi tak kalah tegang. Di Qalqilya, pasukan Israel menyerbu Kota Azzun dari pintu utara dan melakukan penggeledahan besar-besaran. Di wilayah Massafer Yatta, selatan Hebron, tentara menahan seorang aktivis Palestina setelah pemukim melepaskan ternak mereka ke lahan milik warga, merusak tanaman dan memaksa keluarga setempat mengungsi sementara.
Seorang perempuan Palestina dari Hebron juga mengalami luka dan memar setelah ditahan dan dipukuli tentara di pintu masuk Kamp Al-Fawwar, sebelum akhirnya dibebaskan dan dilarikan ke Rumah Sakit Dura.
Di Tubas, pasukan Israel menyerbu kota dengan konvoi kendaraan militer dan menempatkan pasukan di jalan-jalan utama, menghambat mobilitas warga. Sumber lokal melaporkan bahwa para pejuang perlawanan melemparkan bom rakitan ke arah pasukan Israel di Aqaba, sementara seorang warga Palestina ditembak dan terluka dalam bentrokan tersebut.
Di selatan Betlehem, seorang remaja ditangkap setelah pasukan Israel menyerbu Kota Tuqu’ dan menembakkan gas air mata serta granat kejut ke arah warga. Sementara di Nablus, tentara Israel menggeledah Kota Beit Furik, menyita rekaman kamera pengawas dari sejumlah toko setelah terjadi aksi penembakan di dekat permukiman ilegal “Itamar.”
Dalam perkembangan lain, sumber medis Palestina mengumumkan wafatnya anak bernama Aysam Ma‘la, yang sebelumnya mengalami luka serius akibat menghirup gas beracun yang ditembakkan tentara Israel saat menyerang para pemetik zaitun di Beita, selatan Nablus, beberapa pekan lalu.
Sementara itu, di Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki, lebih dari 200 pemukim kembali menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah pengawalan ketat polisi Israel. Para pemukim tersebut melakukan ritual dan doa Talmud di dalam area masjid, sementara pasukan Israel menutup pintu-pintu Al-Aqsa dan mencegah jamaah Muslim masuk selama periode penyerbuan. Polisi juga menangkap Hamzah Al-Nabbali, salah satu penjaga Masjid Al-Aqsa, di dekat Kubah As-Sakhrah saat ia sedang bertugas.
Gelombang kekerasan ini terjadi di tengah meningkatnya serangan harian yang dilakukan pemukim Yahudi dengan perlindungan penuh tentara Israel, bersamaan dengan intensitas penyerbuan kota-kota dan kamp pengungsi di seluruh Tepi Barat sejak pecahnya perang genosida di Gaza pada Oktober 2023.
Menurut data medis Palestina, kekerasan di Tepi Barat sejak itu telah menewaskan sedikitnya 1.066 warga Palestina, melukai sekitar 10.000 orang, dan menyebabkan lebih dari 20.000 penangkapan, termasuk 1.600 anak-anak.
Sumber: Al Jazeera + Media Palestina










