spiritofaqsa.or.id- Laporan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, lebih dari 25.000 kematian tercatat di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, sementara serangan udara Israel di Gaza masih terus berlanjut.
Melansir Antara, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan, 62.681 warga Palestina menderita luka-luka akibat serangan Israel.
Berbicara pada pertemuan puncak negara-negara Kelompok 77 dan China di Kampala, ibu kota Uganda, pada Ahadn(21/1), Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menggambarkan Timur Tengah sebagai “kotak korek api”, sebelum menyampaikan seruan untuk “mengerahkan segala upaya guna mencegah konflik berkobar di seluruh kawasan tersebut.”
“Operasi militer Israel telah menyebarkan kehancuran massal dan menewaskan warga sipil dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama masa jabatan saya sebagai sekretaris jenderal,” kata Guterres, yang sebelumnya menegaskan kembali dukungannya untuk solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.
Menyoroti besarnya kebutuhan di kalangan warga Gaza setelah lebih dari tiga bulan menghadapi serangan “intens,” OCHA mengatakan bahwa hanya ada 15 toko roti yang saat ini beroperasi di Gaza, “enam di Rafah dan sembilan di Deir al Balah,” dan tidak ada satu pun yang beroperasi di sebelah utara Wadi Gaza.
Hampir semua toko roti yang masih beroperasi ini terus menerima dukungan dari Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) PBB yang menyediakan tepung, garam, ragi, dan gula.
“Melalui inisiatif ini, sekitar 250.000 orang dapat membeli roti dengan harga bersubsidi,” kata OCHA dalam laporan terbarunya tentang keadaan darurat itu pada Minggu.
Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk Pengungsi Palestina, melaporkan pada Senin bahwa pemadaman telekomunikasi telah memasuki hari ketujuh.
Dalam laporan terbarunya, UNRWA mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi internal di Gaza telah mencapai 1,7 juta orang.
Dari jumlah tersebut, setidaknya 335 orang syahid saat berlindung di fasilitas milik badan PBB tersebut, sementara 1.161 orang luka-luka.
Selain itu, sejak 7 Oktober, 151 anggota staf UNRWA telah terbunuh dan 141 instalasinya mengalami kerusakan.