Spirit of Aqsa- Peningkatan serangan Brigade Al-Qassam terhadap pasukan Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, dinilai sebagai bukti efektivitas strategi pertahanan kelompok perlawanan Palestina. Hal ini diungkapkan oleh Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, seorang pakar militer, kepada Al-Jazeera. 

Menurut Al-Falahi, keberhasilan Al-Qassam, sayap militer Hamas, menunjukkan bahwa integrasi ulang unit-unit mereka telah meningkatkan kemampuan pertahanan dan serangan. Serangan yang meningkat di Beit Lahia dianggap sebagai bagian dari pengaturan pertahanan strategis, meskipun wilayah tersebut dikepung oleh pasukan Israel untuk melemahkan kelompok perlawanan. 

Pada Minggu (19/11), Al-Qassam merilis video serangan terhadap kendaraan militer Israel, termasuk transporter lapis baja tipe “Namer” dan buldoser militer “D9” dengan peluru kendali anti-tank “Al-Yassin 105.” Dua hari sebelumnya, mereka juga merilis rekaman penghancuran tiga kendaraan Israel, termasuk dua tank “Merkava.” 

Perubahan Strategi Israel

Al-Falahi mencatat bahwa Israel telah memperkuat operasi di Gaza Utara dengan Brigade Kfir, menambah jumlah pasukan infanteri sambil mengurangi ketergantungan pada unit lapis baja. Namun, menurutnya, semakin dalam pasukan Israel masuk ke wilayah Gaza, semakin sulit bagi mereka untuk mendapatkan dukungan tembakan. Hal ini melemahkan kekuatan mereka dan meningkatkan kerentanan terhadap serangan perlawanan. 

Beit Lahia, yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Kota Gaza, memiliki luas 24.500 dunam (1 dunam setara 1.000 meter persegi). Wilayah ini berbatasan dengan desa Harbiyya di utara, Jabalia di selatan, Beit Hanoun di timur, dan Laut Mediterania di barat. 

Keunggulan Perlawanan 

Menurut Al-Falahi, strategi perang gerilya yang diterapkan oleh kelompok perlawanan di Gaza bersifat terdesentralisasi. Komando dan kendali di setiap wilayah beroperasi secara independen, terpisah dari wilayah lain, dengan membagi zona geografis dan mendistribusikan peralatan tempur secara efektif. 

Hal ini memungkinkan setiap wilayah untuk mengelola pertempuran secara mandiri, bahkan di tengah kehancuran besar yang terjadi. Al-Falahi menambahkan bahwa peningkatan serangan di Beit Lahia berdampak signifikan terhadap kerugian Israel, menurunkan moral pasukan mereka, dan melemahkan kemampuan penetrasi militer. 

Sumber: Al-Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here