Spirit of Aqsa- Pakar Militer dan Strategi, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, menegaskan, operasi yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam membantah klaim Israel yang menyatakan telah melumpuhkan kemampuan perlawanan Palestina.
“Rekaman video yang dirilis oleh Al-Qassam menunjukkan peningkatan intensitas pertempuran meskipun lebih dari sebulan telah berlalu sejak dimulainya operasi militer Israel di utara Gaza,” ujar Al-Falahi dalam analisisnya di Al Jazeera.
Pada Sabtu, Al-Qassam merilis rekaman yang memperlihatkan penghancuran tujuh kendaraan militer Israel di Kamp Jabalia, termasuk tank Merkava, buldoser militer, dan kendaraan pengangkut pasukan, menggunakan roket dan peluru kendali dari jarak dekat.
Al-Falahi menjelaskan bahwa pernyataan para pemimpin militer Israel mengenai keberhasilan mereka melawan perlawanan kini diragukan, karena fakta di lapangan menunjukkan terus meningkatnya operasi militer yang signifikan, terutama di wilayah utara Gaza seperti Jabalia.
“Meskipun wilayah tersebut sepenuhnya terisolasi dan dihantam serangan udara intensif, perlawanan tetap mampu melancarkan serangan yang menunjukkan fleksibilitas dan ketahanan struktur militer mereka,” kata Al-Falahi.
Struktur Desentralisasi
Al-Falahi juga menyoroti bahwa operasi perlawanan Palestina menggunakan strategi desentralisasi dalam komando dan eksekusi, yang terlihat dari aktivitas di berbagai front pertempuran.
“Meski wilayah utara terisolasi dan Israel berusaha membuka jalur baru, perlawanan masih memiliki kemampuan untuk merespons dan melancarkan operasi yang signifikan,” tambahnya.
Kerugian Israel
Menurut Al-Falahi, kerugian militer Israel terus meningkat seiring berlanjutnya operasi ini. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat Israel mengenai efektivitas operasi militer mereka.
Ia juga mencatat bahwa meski berada di bawah tekanan dan blokade ketat, perlawanan tetap mampu bertahan. Misalnya, serangan roket ke pemukiman Israel seperti Sderot menunjukkan bahwa mereka masih memiliki stok amunisi yang memadai dan kemampuan untuk bermanuver.
Al-Falahi menambahkan bahwa meskipun Israel mendapat dukungan besar dari Amerika Serikat, tantangan di lapangan—seperti kelelahan pasukan dan meningkatnya tekanan domestik—membuat mereka menghadapi situasi yang semakin sulit.
Sumber: Al Jazeera