Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali hadir di Pengadilan Pusat Tel Aviv pada Selasa (4/11) untuk menanggapi tuduhan korupsi yang menjeratnya, demikian laporan media Israel. Netanyahu memberikan kesaksiannya setelah sebelumnya sempat meminta sesi dipercepat dengan alasan “pertemuan politik penting.”

Selama bertahun-tahun, Netanyahu beberapa kali menghindari panggilan pengadilan, dengan alasan perjalanan atau “urusan terkait perkembangan konflik di Gaza,” padahal tuduhan yang dihadapinya serius: korupsi, suap, dan penyalahgunaan wewenang dalam tiga berkas kasus yang bisa membuatnya dipenjara jika terbukti bersalah.

Tiga Berkas Kasus Korupsi

  • Berkas 1000: Netanyahu dan keluarganya dituduh menerima hadiah mewah dari pengusaha dengan imbalan fasilitas dan bantuan di berbagai sektor.
  • Berkas 2000: Tuduhan negosiasi dengan penerbit Yedioth Ahronoth, Arnon Mozes, demi mendapatkan liputan media yang menguntungkan.
  • Berkas 4000: Dugaan memberikan kemudahan kepada Shaul Elovich, mantan pemilik portal Walla dan pejabat di perusahaan komunikasi Bezeq, demi liputan positif.

Selain kasus lokal, Mahkamah Pidana Internasional pada 21 November 2024 telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina di Gaza.

Sidang ini berlangsung bersamaan dengan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada 10 Oktober 2025, yang mengakhiri genosida selama dua tahun di Gaza, yang menyebabkan setidaknya 68.865 warga Palestina syahid dan melukai 170.670 lainnya, sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Sumber: Anadolu Agency

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here