Citra satelit terbaru menunjukkan bahwa militer Israel masih melanjutkan praktik penghancuran rumah dan fasilitas sipil di Jalur Gaza, meski kesepakatan gencatan senjata telah diberlakukan. Gambar-gambar yang dianalisis memperlihatkan operasi peledakan dan perataan bangunan di wilayah yang berada di bawah kendali Israel, yang disebut sebagai “zona kuning”.

Dokumentasi visual tersebut diperoleh lembaga investigasi visual “Sannad” dan diambil dalam rentang waktu 5 November hingga 13 Desember tahun ini. Dari citra itu, terlihat konsentrasi penghancuran terjadi di sejumlah titik, terutama di kawasan Shuja’iyya dan Al-Tuffah di timur Kota Gaza.

Sejalan dengan temuan tersebut, laporan harian di lapangan terus mencatat aktivitas peledakan, perataan tanah, serta serangan udara yang menyasar blok-blok permukiman di dalam “zona kuning”. Area ini diperkirakan mencakup sekitar 54 persen dari total luas Jalur Gaza, menandakan skala kehancuran yang sistematis dan meluas.

Selain Gaza City, citra satelit juga merekam penghancuran intensif di sejumlah wilayah Kota Rafah di selatan, serta kerusakan pada fasilitas pertanian di timur Deir al-Balah, wilayah tengah Gaza. Jejak-jejak ini memperlihatkan bahwa penghancuran tidak berhenti pada kawasan padat penduduk, tetapi juga merambah sumber-sumber penghidupan warga.

Puluhan Titik Militer Aktif

Analisis “Sannad” juga mengungkap pendirian titik militer Israel baru di kawasan yang dikenal sebagai “Administrasi Sipil” di Tel al-Za’atar, Gaza Utara. Citra satelit menunjukkan area tersebut telah diratakan dan dilengkapi tenda serta peralatan militer.

Titik ini menambah daftar kehadiran militer Israel di dalam Gaza menjadi sekitar 39 titik aktif sejak gencatan senjata mulai berlaku. Fakta ini menegaskan bahwa kontrol militer di darat justru menguat, alih-alih mereda, pascakepakatan penghentian tembakan.

Perlu dicatat, gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober lalu, bersamaan dengan kesepakatan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel, yang dimediasi berdasarkan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun, sejak kesepakatan itu berjalan, Israel tercatat tetap melakukan pengeboman dan penghancuran di wilayah-wilayah yang berada di bawah kendalinya.

Sebelumnya, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina melaporkan bahwa lebih dari 282 ribu rumah di Gaza hancur atau mengalami kerusakan selama perang genosida Israel yang berlangsung dua tahun. Agresi tersebut telah merenggut lebih dari 70 ribu nyawa warga Palestina (mayoritas perempuan dan anak-anak) serta meninggalkan kehancuran sipil berskala masif.

Rangkaian citra satelit ini menegaskan satu hal: di balik klaim gencatan senjata, mesin penghancuran di Gaza belum benar-benar berhenti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here