Spirit of Aqsa, Palestina – 33 tahun lalu Intifadah Pertama pecah di Palestina. Peristiwa itu merupakan perjuangan warga Palestina dalam mempertahankan tanah mereka dari penjajahan Israel.
Peristiwa itu telah mengantarkan ribuan warga Palestina kepada syahid. Pejuang Palestina melawan tank-tank hingga peluru tajam Israel dengan bongkahan batu.
Sudah lebih tiga dekade, perjuangan rakyat Palestina terus berlanjut. Bahkan sampai hari ini. Perjuangan itu akan terus menjadi catatan keseharian rakyat Palestina selama Israel menjajah negara mereka.
Peristiwa bersejarah itu bermula ketika rakyat Palestina menyaksikan secara langsung tentara Israel dengan sengaja membunuh empat warga Palestina. Empat pria itu ditabrak oleh Penjajah Israel menggunakan jip militer di luar kamp pengungsi Jabalya di Gaza pada tanggal 8 Desember.
Tindakan Penjajah Israel itu memantik darah perjuangan rakyat Palestina berkobar. Mereka turun ke jalan melawan penjajahan.
Saat empat syuhada dimakamkan, puluhan ribu mengantar jenazah mereka. Namun lagi-lagi, penjajah Israel memantik kemarahan. Penjajah Israel menembak kerumunan massa warga Palestina. Akibatnya, 17 orang syahid dan 16 lainnya mengalami luka.
Ketika para pemimpin Palestina berkumpul untuk membahas situasi yang terus memanas, protes dan bentrokan meletus di dalam kamp-kamp pengungsi, menyebar dengan cepat ke seluruh Tepi Barat dan Al-Quds Timur.
Sebagian besar tidak bersenjata, orang-orang Palestina hanya membela diri dengan melempar batu ke arah tentara dan tank mereka. Pemilik toko menutup bisnis mereka dan buruh menolak untuk pergi ke tempat kerja mereka di ‘Israel’.
Setelah enam tahun perjuangan rakyat Palestina, total 1.550 orang Palestina terbunuh, lebih dari 70.000 terluka, antara 100.000 hingga 200.000 ditahan, di antaranya lebih dari 18.000 ditahan di bawah penahanan administratif untuk jangka waktu yang lama.
Intifadah populer hanya berhenti dengan penandatanganan Perjanjian Oslo oleh Arafat pada September 1993 yang mengarah pada pembentukan Otoritas Palestina.