Setelah kapal “Madelin” yang dibajak oleh tentara Israel berhasil mencuri perhatian dunia, kini organisasi masyarakat sipil Malaysia mengumumkan rencana membentuk armada laut terbesar dalam sejarah, terdiri dari 1.000 kapal dari berbagai penjuru dunia, untuk menembus blokade Gaza.
Ketua Dewan Koordinasi Organisasi Islam Malaysia (MAPIM), Azmi Abdul Hamid, menyampaikan dalam konferensi pers di Kuala Lumpur bahwa komunikasi intensifnya dengan lembaga-lembaga internasional menunjukkan respons sangat positif.
“Kami bersiap mengerahkan 1.000 kapal dari seluruh dunia. Banyak tokoh dunia sudah menyatakan dukungan,” tegasnya, dikutip Al Jazeera.
Menurut Azmi, misi kapal Madelin telah sukses mengirim pesan kuat tentang genosida yang sedang berlangsung di Gaza. Kini, gelombang solidaritas dari lembaga kemanusiaan dunia tengah mengarah pada pembentukan Armada Kebebasan kedua, yang tak hanya membawa bantuan, tetapi juga menjadi suara nurani kemanusiaan global.
Bukan Sekadar Bantuan, Ini Intifadah Nurani Umat Manusia
MAPIM belum menyebutkan lokasi atau waktu keberangkatan armada ini. Namun, Azmi menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar pengiriman bantuan, melainkan simbol kebangkitan solidaritas moral dunia, setelah sistem politik internasional terbukti gagal menghentikan genosida dan kelaparan massal di Gaza.
Lembaga-lembaga Malaysia juga menyambut hangat konvoi darat “Karavan Ketabahan” dari Tunisia menuju Gaza, dan berharap langkah serupa turut mempertahankan momentum gerakan global menekan Israel untuk mengakhiri blokade.
Sebuah pernyataan bersama puluhan organisasi Malaysia menyebutkan bahwa ide “Armada Seribu Kapal” ini terinspirasi dari kapal Mavi Marmara tahun 2010, namun kali ini dengan skala lebih luas. Nantinya, kapal-kapal dari tiap negara akan berkumpul di satu negara terdekat dengan Palestina, sebelum berlayar bersama menuju Gaza.
Empat Tuntutan Armada 1.000 Kapal:
1. Cabut blokade Gaza secara total dan segera.
2. Izinkan bantuan kemanusiaan masuk tanpa syarat.
3. Sediakan perlindungan internasional untuk rakyat Palestina.
4. Adili pemimpin Israel atas kejahatan genosida dan kelaparan.
Untuk mendukung misi ini, MAPIM siap membentuk sekretariat khusus dan dana internasional, serta menyerukan kontribusi publik dan perusahaan dalam bentuk kapal, logistik, hingga perlengkapan keselamatan.
Desakan Boikot terhadap Perusahaan Pendukung Penjajahan
Di sisi lain, gelombang tekanan terhadap perusahaan yang terlibat dalam pendudukan Israel terus meluas di Malaysia. Sejumlah aktivis berunjuk rasa di depan Kantor Investasi Malaysia, menuntut agar hubungan bisnis dengan perusahaan seperti Caterpillar dihentikan segera.
Perusahaan asal AS ini memproduksi bulldozer D9, yang digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina dan infrastruktur sipil di Gaza dan Tepi Barat.
Ketua Gerakan Boikot Israel Malaysia, Dr. Mohd Nazri, menyebut bahwa perusahaan Malaysia yang menjalin kerja sama dengan entitas pro-Israel juga harus dikategorikan sebagai bagian dari kejahatan genosida.
“Sime Darby, anak perusahaan dari Lembaga Investasi Malaysia, adalah mitra terbesar Caterpillar di Asia Tenggara,” ungkapnya kepada Al Jazeera.
Gema Global Menuju Gaza
Inisiatif Malaysia ini bukan hanya sebuah aksi kemanusiaan, tetapi ajakan kepada umat manusia untuk berdiri bersama Gaza, membongkar narasi kejahatan yang dilanggengkan oleh kekuatan bersenjata, dan menunjukkan bahwa kebenaran dan solidaritas tak bisa diblokade selamanya.
Sumber: Al Jazeera