PBB memperingatkan terjadinya kehancuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan Tepi Barat, akibat perang yang telah berlangsung dua tahun, menghancurkan puluhan tahun pembangunan, dan mendorong Gaza ke tahap keruntuhan total.
Dalam laporan yang dirilis oleh Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Selasa ini, disebutkan bahwa perang telah meluluhlantakkan infrastruktur, aset produksi, dan layanan vital, sehingga membatalkan dekade kemajuan sosial dan ekonomi di Gaza.
Laporan itu menegaskan, pendapatan per kapita Palestina kini kembali ke level 2003, hilangnya 22 tahun pembangunan. Krisis ini termasuk dalam 10 krisis ekonomi terburuk dunia sejak 1960.
Gaza di Ujung Tanduk
UNCTAD menekankan, perang Israel menghancurkan semua fondasi kehidupan (makanan, tempat tinggal, layanan kesehatan) mendorong Gaza ke “ambang kehancuran total.” Rekonstruksi diperkirakan membutuhkan lebih dari 70 miliar dolar dan bisa berlangsung puluhan tahun, sementara kerusakan terus berlanjut dan infrastruktur tak mampu pulih cepat.
Kerusakan sistematis menutup jalan Gaza untuk bangkit sebagai wilayah yang layak huni. Kemiskinan multidimensi meningkat, dan beberapa wilayah telah masuk kategori darurat pangan menurut PBB. Ekonomi Gaza menyusut 87% selama 2023–2024, pendapatan per kapita turun menjadi hanya 161 dolar, termasuk yang terendah di dunia.
Tepi Barat dalam Resesi Terburuk
Sementara fokus dunia tertuju pada Gaza, Tepi Barat juga mengalami kemerosotan ekonomi terparah sejak data dicatat pada 1972. Penyebabnya adalah pembatasan pergerakan oleh Israel, menurunnya aktivitas produksi, ekspansi permukiman, dan berkurangnya transfer pekerja ke Israel.
Lebih dari 150 ribu pekerja Palestina kehilangan pekerjaan di wilayah Israel sejak 7 Oktober 2023, memperparah krisis ekonomi. Banyak pekerja terpaksa mengambil risiko nyawa dengan memanjat tembok pemisah menggunakan tangga atau tali, yang berujung pada puluhan kematian dan luka-luka akibat jatuh atau ditembak pasukan Israel.
Seruan untuk Rencana Pemulihan
UNCTAD menyerukan rencana pemulihan menyeluruh, termasuk bantuan internasional jangka panjang, pengaktifan kembali transfer keuangan ke Palestina, dan pelonggaran pembatasan perdagangan, mobilitas, dan investasi. Organisasi ini juga mendorong penerapan pendapatan dasar darurat untuk warga Gaza, memberikan transfer bulanan tanpa syarat.
Kerusakan masif telah memicu rangkaian krisis ekonomi, sosial, dan lingkungan, membawa Gaza dari fase “penurunan pembangunan” ke “kehancuran total”. Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel menghancurkan sekitar 93% cabang bank di Gaza, 88% lembaga keuangan mikro, mayoritas money changer, dan 88% perusahaan asuransi, menghalangi warga mengakses tabungan mereka.
Sumber: Al Jazeera, AFP, Reuters










