Spirit of Aqsa- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Selasa malam (5/11/2024). Netanyahu beralasan pemecatan Gallant karena kurangnya kepercayaan pada pengelolaan operasi militernya.
“Krisis kepercayaan antara kami telah membuat pengelolaan perang tidak bisa dilanjutkan dengan cara ini,” ujar Netanyahu. Ia menunjuk Menteri Luar Negeri Yisrael Katz sebagai pengganti Galant dan mengangkat ketua Partai “Yamina” Gideon Sa’ar sebagai Menteri Luar Negeri.
Keputusan ini menuai reaksi beragam di Israel di tengah serangan militer yang terus dilancarkan Israel di Gaza dan Lebanon. Berikut sejumlah reaksi dari berbagai pihak di Israel terkait pemecatan Galant:
1. Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Tel Aviv, menutup akses jalan utama di Ayalon dan terlibat bentrok dengan polisi.
2. Galant menyatakan bahwa keamanan Israel tetap menjadi misi utamanya.
3. Menurut sumber dekat Galant, ia mempertimbangkan untuk mundur dari Knesset dan dunia politik, serta menyebut pengangkatan Katz yang kurang berpengalaman dalam militer dapat membahayakan keamanan Israel.
4. Pemimpin oposisi Yair Lapid mengecam pemecatan Galant sebagai tindakan gila yang mengorbankan keamanan Israel demi kepentingan politik Netanyahu.
5. Mantan anggota dewan keamanan Benny Gantz menganggap pemecatan ini bermotif politis dan mengorbankan keamanan negara.
6. Ketua Partai “Israel Beitenu” Avigdor Lieberman mengatakan, jika Netanyahu bisa memecat Menteri Pertahanan di tengah perang, maka mungkin saja Perdana Menteri pun bisa diganti.
7. Sejumlah pejabat keamanan menyebut pemecatan ini sebagai keputusan tidak bertanggung jawab karena Israel menghadapi ancaman dari Iran.
8. Seorang pejabat senior mengatakan bahwa Netanyahu lebih memilih kepentingan politik daripada keamanan negara.
9. Keluarga tahanan Israel di Gaza menganggap pemecatan ini sebagai upaya Netanyahu untuk menghalangi pembebasan para “sandera.”
10. Yair Golan, Ketua Partai Demokrat, meminta warga Israel turun ke jalan untuk memprotes pemecatan Galant.
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mendukung keputusan Netanyahu dan mengatakan kemenangan penuh tak mungkin dicapai selama Galant menjabat. Menteri Komunikasi Shlomo Karhi menambahkan bahwa Galant tidak sesuai dengan “semangat kepahlawanan” tentara Israel.
Respons AS
Washington mengaku terkejut dengan keputusan pemecatan ini. Menurut seorang pejabat Gedung Putih, pemecatan ini dilakukan pada hari pemilihan untuk menghindari kritik dari pemerintahan Biden. Sumber dari Dewan Keamanan Nasional AS menyatakan bahwa Galant adalah mitra penting bagi pertahanan Israel, sementara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menyebut pemecatan ini sebagai “langkah yang gila.”
Menurut laporan, Netanyahu memberi tahu Galant soal pemecatan ini hanya 10 menit sebelum pengumuman resmi.