Spirit of Aqsa, Palestina- Teroris Israel mengakui fase kedua serangan ke Jalur Gaza berlangsung sulit secara militer. Pejuang Palestina terus memberikan perlawanan sengit dan mampu menewaskan sejumlah tentara Israel serta menghancurkan kendaraan tempur militer Israel.
Jurubicara pemerintah Israel, Eylon Levy, mengungkapkan, “Kami sedang melanjutkan ke tahap kedua sekarang. Tahap kedua yang akan sulit secara militer,” katanya dikutip dari Alarabiyah.
Sedangkan, Panglima Militer Israel Herzi Halevi menggambarkan pertempuran darat di Jalur Gaza sebagai fase ketiga perang secara keseluruhan, setelah serangan awal udara dan serangan darat ke Gaza utara. Menurut Kepala Komando Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di selatan Jenderal Yaron Finkelman, pasukan militer berada dalam pertempuran yang paling intens sejak awal operasi darat.
“Kami bermaksud untuk terus menyerang,” ujar Funkelman dikutip dari The Guardian.
Dalam laporan yang diterbitkan Al-Qassam secara berkala di situs resmi Hamas, para pejuang Palestina tetus menghadapi tentara teroris Israel. Bahkan, dalam satu sergapan, Al-Qassam mampu menewaskan 10 tentara Israel di Khan Yunis. Belum lagi sergapan lain yang terjadi sejak awal pertempuran.
Pertempuran ini menggaris bawahi kesulitan sebelumnya yang dihadapi tentara Israel dalam melakukan serangan di wilayah utara Gaza. Juru bicara IDF Letkol Richard Hecht menggambarkan pertempuran di utara sebagai pertempuran jarak dekat dan tatap muka. Dalam pertempuran ini, militer telah kesulitan melihat dari beberapa kasus yang muncul.
Contoh saja Jabalia di wilayah utara yang merupakan kamp pengungsi Palestina terbesar di Gaza. IDF mengklaim telah mengepung wilayah Jabalia pada awal peperangan, hanya saja pernyataan yang mengatakan pihaknya baru menyelesaikan pengepungan kamp pengungsi pada pekan ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertempuran tersebut masih jauh dari selesai meskipun IDF telah mengalihkan fokusnya ke Gaza selatan.
Rasa skeptis terhadap kemajuan kampanye militer di Gaza diungkapkan oleh kolumnis veteran Nahum Barnea. Dia menyatakan di surat kabar Yedioth Ahronoth, bahwa tekanan dari Amerika serikat atas perluasan serangan Israel di selatan,dengan 1,8 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza kini terkonsentrasi, akan membatasi ruang lingkupnya.
“Pengamatan yang bijaksana terhadap opsi yang tersedia saat ini mengarah pada kesimpulan bahwa pertempuran darat di Khan Younis tidak akan bertahan lebih dari 10 hari hingga dua minggu,” ujar Barnea.
“Kombinasi dari dua juta pengungsi, 1,8 juta dari Jalur Gaza utara dan 200 ribu pengungsi baru dari Khan Younis, ditambah tekanan Amerika, menentukan keterbatasan operasi tersebut. Ada juga bahaya tembakan. Dalam hal ini, dampak yang harus kita tanggung di Jalur Gaza bagian utara sangatlah meresahkan. Khan Younis juga harus membayar harga yang sama,” katanya.