Spirit of Aqsa- Musim dingin yang disertai hujan deras berpotensi menenggelamkan tenda-tenda pengungsi di Gaza dengan air limbah, menurut laporan Financial Times, Senin (26/11/2024). Para pengungsi menghadapi krisis yang memburuk akibat blokade dan pembantaian yang dilakukan teroris Israel di wilayah tersebut di tengah musim dingin yang semakin keras.
Juru bicara UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) menyatakan bahwa setengah juta warga Gaza berisiko terpapar banjir air limbah saat hujan turun. Pengungsi berusaha menjauhkan air limbah dari tenda-tenda mereka dengan menggunakan toilet portabel. Namun, upaya ini terhambat oleh kondisi padatnya kamp pengungsian dan rusaknya infrastruktur.
“Penduduk Gaza yang sudah mengalami kekurangan gizi kini menghadapi risiko tambahan terjangkit penyakit selama musim dingin,” tambahnya.
Dalam beberapa hari terakhir, air pasang di pesisir Khan Yunis, Gaza selatan, telah membanjiri tenda-tenda pengungsi, memperburuk penderitaan mereka di tengah cuaca dingin ekstrem. Puluhan pengungsi menyerukan bantuan setelah tenda-tenda mereka terendam air hujan, menurut laporan pertahanan sipil Gaza.
Cuaca buruk dengan angin kencang dan hujan lebat telah menggenangi tenda-tenda pengungsi, menyebabkan kondisi semakin tragis akibat kurangnya penghangat dan kekurangan pangan.
Kekurangan Layanan
Krisis bertambah parah dengan minimnya layanan yang bisa diberikan oleh Pemerintah Kota Gaza, ditambah terbatasnya bantuan yang diizinkan masuk oleh pihak Israel. Otoritas setempat memperingatkan risiko meningkatnya penyakit dan penyebaran wabah akibat kondisi yang penuh sesak dan kekurangan kebutuhan dasar.
Situasi ini semakin membebani layanan dasar pemerintah, terutama setelah gelombang pengungsian besar-besaran dari wilayah utara Gaza ke kota Gaza.
Ini adalah musim dingin kedua berturut-turut di mana pengungsi Gaza menghadapi bencana banjir air hujan di tenda-tenda mereka, yang terus memicu penyebaran penyakit.
Sumber: Al Jazeera, Financial Times