Spirit of Aqsa- Kisah tragis Muhammad, bayi berusia satu tahun asal Gaza, menjadi saksi pembantaian yang merenggut ibu, ayah, dan keluarganya dalam serangan udara Israel. Pada dini hari 13 Januari, sebuah serangan di daerah Ash-Shahabah, Gaza, meratakan rumah keluarganya, meninggalkan Muhammad sebagai satu-satunya yang selamat.

Kehilangan yang Menghancurkan
Neneknya, Ummu Thalal Syubaki, mengenang momen kehilangan putrinya, Nur, menantu laki-lakinya, Ubaiydah Madukh, serta cucu-cucunya. “Kami mendengar orang-orang berteriak, mengatakan rumah keluarga Nur telah dihantam. Saya tak bisa bergerak karena ketakutan,” kenangnya.

Ketika tiba di lokasi, ia mendapati mayat menantunya dan ibu menantunya tergeletak, sulit dikenali akibat luka parah. Tak lama kemudian, jenazah Nur ditemukan dari bawah reruntuhan, dikenali melalui cincin di jarinya.

Karena ketakutan, Ummu Thalal menolak melihat wajah putrinya untuk terakhir kali. “Saya tidak ingin mengingatnya dengan wajah yang hancur,” ujarnya.

Korban dalam Satu Malam
Dalam serangan itu, keluarga Madukh kehilangan 25 anggota keluarga. Muhammad selamat setelah tubuhnya terlempar ke apartemen tetangga akibat ledakan, meski mengalami luka parah. Dokter awalnya pesimis ia bisa bertahan hidup.

Luka yang Mendalam
Setelah tiga hari, Ummu Thalal mengunjungi Muhammad di rumah sakit. “Wajahnya bengkak, penuh luka bakar dan jahitan,” katanya. Kini, Muhammad sering memanggil ibunya saat melihat foto-foto keluarganya.

Muhammad sempat menemukan sosok ayah pada pamannya, saudara kembar ayahnya, yang juga kehilangan keluarga dalam serangan itu. “Sepanjang saya hidup, kamu tidak akan kekurangan apa pun,” ujar sang paman kepadanya. Namun, paman tersebut tewas dalam serangan Israel di sebuah sekolah pengungsian pada Agustus lalu, meninggalkan Muhammad yatim untuk kedua kalinya.

Kehilangan Berulang
Paman lain Muhammad, Thalal, yang merawatnya setelah kehilangan kedua orang tua dan pamannya, tewas dalam serangan pada November. “Thalal merasa tanggung jawab besar untuk menjaga Muhammad,” ujar Ummu Thalal.

Tragedi ini memperlihatkan bagaimana Israel terus merenggut satu per satu keluarga Muhammad. Ummu Thalal kini hidup dengan ketakutan mendalam, khawatir akan kehilangan lagi di tengah agresi yang terus berlangsung di Gaza.

Sumber: Al-Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here