Spirit of Aqsa- Media Israel mempertanyakan tingginya jumlah tentara Israel yang tewas dan terluka selama operasi militer di Gaza. Sejumlah analis dan mantan pejabat militer menyatakan, Israel kini menghadapi situasi “kerugian lebih besar dari pencapaian” di Gaza.
Pertempuran masih berlangsung di wilayah utara Gaza, meluas ke Beit Lahiya dan Beit Hanoun, tak lagi terbatas di Kamp Jabaliya. Channel 12 Israel memprediksi pertempuran ini akan terus berlanjut selama beberapa minggu ke depan.
Analis militer Channel 13, Alon Ben David, menilai Israel telah mencapai fase di mana harga yang harus dibayar lebih besar dibanding hasil yang diraih. “Kita mungkin terus menghancurkan Gaza selama bertahun-tahun,” ujarnya, seraya mempertanyakan, “Apa yang terjadi setelah Jabaliya?”
Sementara itu, mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, Mayor Jenderal (Purn) Giora Eiland, menyerukan agar Israel bersiap untuk mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari Gaza dengan imbalan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas. Ia juga menyatakan bahwa kemenangan total seperti yang diinginkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “tidak akan tercapai.”
Eks Kepala Divisi Operasi Militer Israel, Yisrael Ziv, menggambarkan harga yang dibayar Israel di Gaza sebagai “sangat mahal,” terutama bagi pasukan cadangan. Ia juga menyebutkan kerugian politik dan ekonomi yang dihadapi Israel. Ziv mempertanyakan apakah militer akan tetap berada di Jabaliya atau menarik diri setelah 25 tentaranya tewas dalam operasi keempat di wilayah tersebut sejak awal perang.
Militer Israel sebelumnya meluncurkan operasi baru di Jabaliya pada 6 Oktober dengan dalih “mencegah Hamas membangun kembali kekuatannya di kawasan tersebut.”
Analis politik Channel 12, Amnon Abramovich, menekankan pentingnya menetapkan tujuan akhir dalam perang di Gaza dan menyelesaikannya dengan membawa pulang semua tahanan Israel yang berada di Gaza. Ia juga mempertanyakan tujuan dari tingginya angka korban di kalangan tentara Israel dan apa yang ingin dicapai di Gaza.
Sementara itu, serangan dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, terus meningkat terhadap pasukan Israel di Gaza Utara, terutama di Jabaliya. Operasi mereka mencakup penghancuran tank Merkava dan buldoser militer D-9 menggunakan bom dan roket Yasin 105, penembakan sniper terhadap tentara, serta serangan terhadap pasukan darat dengan peluru kendali anti-personel.