Spirit of Aqsa- Pada Rabu (11/9/2024), otoritas pendudukan Israel melaksanakan operasi penghancuran besar-besaran di barat Al-Quds yang mencakup penghancuran sebuah rumah dan beberapa toko di kota Bedou. Mereka juga mengukur sebuah rumah sebagai persiapan untuk penghancuran berikutnya, serta melaksanakan operasi penghancuran di kota Al-Issawiya di timur kota.

Provinsi Al-Quds, sebagai perwakilan resmi Palestina tertinggi di kota tersebut, mengeluarkan laporan yang mencatat pelanggaran-pelanggaran pendudukan sejak awal serangan terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, dengan fokus utama pada pelanggaran di Masjid Al-Aqsa.

Penghancuran Rumah dan Toko

Pasukan besar Israel, didukung oleh alat berat, menggerebek kota Bedou dan melaksanakan operasi penghancuran yang menargetkan sebuah rumah dan beberapa toko. Menurut laporan jurnalis Al Jazeera, pasukan Israel menghancurkan rumah milik warga Al-Quds, Wael Abu Eid, seluas 250 meter persegi yang dihuni oleh keluarganya yang terdiri dari lima anggota. Abu Eid memperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai sekitar 1,5 juta shekel (sekitar 400 ribu dolar AS).

Selain itu, tiga fasilitas komersial yang digunakan sebagai bengkel perbaikan kendaraan dengan luas total sekitar 320 meter persegi juga dihancurkan. Pemerintah Al-Quds mencatat bahwa penghancuran juga mencakup sebuah bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan, sebuah taman pribadi, kolam renang rumah, dan dinding penopang untuk lahan pertanian di kota yang sama.

Penghancuran Rumah dan Serangan di Al-Issawiya

Di Al-Issawiya, pasukan Israel menghancurkan kamar pertanian, merobohkan rantai, dan menggali kawat berduri serta pohon-pohon. Mereka juga meratakan pipa air yang digunakan oleh keluarga-keluarga di sisi timur kota yang terisolasi oleh tembok pemisah.

Serangan Terhadap Pemuda

Laporan dari pusat hak asasi manusia Wadi Hilwa menyebutkan bahwa setelah tengah malam, pemukim menyerang pemuda Al-Quds, Dawood Hamoudeh (20 tahun), di daerah Bnei Brak utara Tel Aviv. Pemukim tersebut menghalangi jalan Hamoudeh, menariknya dari mobilnya, dan memukulnya dengan tongkat serta stun gun, sebelum Hamoudeh kehilangan kesadaran. Hamoudeh menderita memar dan luka di seluruh tubuhnya dan dalam kondisi kesehatan yang buruk, sehingga dilarikan ke rumah sakit di Tel Aviv.

Korban dan Penangkapan

Menurut data dari Pemerintah Al-Quds, sejak 7 Oktober 2023, pasukan pendudukan Israel telah membunuh 68 warga Palestina di Al-Quds dan menangkap 1.711 orang, serta melaksanakan 307 operasi penghancuran. Para syuhada termasuk 28 anak di bawah usia 18 tahun.

Pemerintah mencatat bahwa 40 dari para syuhada meninggal antara 7 Oktober dan akhir 2023, sementara sisanya sejak awal tahun ini. Otoritas pendudukan masih menahan jenazah 43 syuhada dari Yerusalem hingga 8 September 2024.

Pelanggaran di Masjid Al-Aqsa

Pemerintah Yerusalem juga melaporkan bahwa 46.293 pemukim telah memasuki Masjid Al-Aqsa sejak 7 Oktober, dengan banyak di antaranya melakukan ritual dan mengenakan pakaian seremonial selama kunjungan. Pemerintah mencatat terus berlanjutnya blokade di Masjid Al-Aqsa dan pembatasan akses bagi jamaah Muslim, dengan kekuatan pendudukan yang terus menjaga pintu-pintu masjid dan memasang penghalang logam.

Otoritas juga membatasi jumlah peserta pemakaman menjadi 10 orang maksimal dan mengeluarkan 103 keputusan pengusiran serta 11 keputusan larangan perjalanan sejak 7 Oktober.

Pemerintah Yerusalem mencatat adanya peningkatan serangan oleh pemukim dan ekstremis Yahudi terhadap warga Palestina, dengan 138 insiden serangan sejak 7 Oktober, termasuk 20 serangan fisik.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here