Spirit of Aqsa, Palestina- Tepi Barat telah menyaksikan lonjakan kekejaman dan kebrutalan warga radikal Israel sejak pemerintahan Benjamin Netanyahu memulai pembantaian di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Jumlah pemukiman ilegal juga meningkat ditambah dengan jalan-jalan baru.
Organisasi non-pemerintah Israel Peace Now melaporkan pada Jumat (6/1), para warga radikal Israel telah mendirikan atau membangun kembali setidaknya 10 pos pemukiman. Beberapa di antaranya sudah pernah dirobohkan, namun dibangun kembali.
Sejauh ini, Peace Now telah mendokumentasikan setidaknya 18 jalan baru yang dibangun oleh warga radikal Israel. Mereka memperkirakan jumlah sebenarnya lebih tinggi dari apa yang didokumentasikan.
“Jalan-jalan ini memungkinkan perebutan wilayah baru di jalur jalan tersebut, dan mencegah warga Palestina mencapai mereka,” demikian laporan Peace Now.
Para warga radikal Israel terus menguasai Area C di Tepi Barat, yang mencakup 60% wilayahnya, yang semakin meminggirkan kehadiran warga Palestina di sana, terutama dengan merebaknya fenomena penghalang jalan yang menghalangi warga Palestina mengakses jalan-jalan utama di Tepi Barat.
Warga radikal Israel mengeksploitasi tiga bulan perang untuk secara efektif menguasai wilayah yang luas di Area C. Peace Now menekankan, warga radikal Israel terus membangun jalan dan pos-pos pemukiman, mengabaikan status hukum tanah tersebut.
“Tepi Barat telah menyaksikan peningkatan partisipasi pemukim dalam keamanan dan pengambilan keputusan sipil terkait dengan kehidupan warga Palestina, termasuk mencegah pembukaan jalan untuk penggunaan kendaraan warga Palestina dan menutup pintu masuk ke desa-desa Palestina,” ujarnya.
Organisasi tersebut menyerukan penghentian segera apa yang mereka sebut “agitasi pemukim.” Hal itu karena hal tersebut akan mengarah pada transformasi politik besar-besaran di Tepi Barat, di tengah kelonggaran lingkungan militer dan politik terhadap perampasan tanah, karena sejumlah pendukung pemukiman saat ini mengadakan pertemuan di pemerintahan Benjamin Netanyahu.
Organisasi tersebut memperkirakan lebih dari 700.000 warga radikal Israel tinggal di permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat, termasuk permukiman di sebelah timur Al-Quds.