Otoritas pendudukan Israel menangkap 800 warga Palestina di Tepi Barat sepanjang Maret 2025 dalam rangkaian operasi penangkapan yang terus berlangsung. Demikian disampaikan lembaga-lembaga yang menangani urusan tahanan Palestina dalam laporan terbarunya, Kamis (11/4/2025).

Dari total penangkapan tersebut, sebanyak 84 di antaranya adalah anak-anak dan 18 perempuan. Lembaga-lembaga tersebut juga mencatat peningkatan drastis dalam penggunaan penahanan administratif oleh Israel, di mana hingga saat ini tercatat ada 3.498 warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan atau proses pengadilan, termasuk lebih dari 100 anak-anak.

“Angka ini belum pernah kami saksikan bahkan pada puncak-puncak Intifada,” tulis laporan itu. Lembaga tersebut juga memperingatkan bahwa faktor waktu menjadi sangat krusial terhadap nasib ribuan tahanan Palestina, apalagi jika pola kekerasan yang sama terus dilakukan oleh otoritas penjara Israel.

Sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, sebanyak 63 tahanan Palestina telah gugur di dalam penjara Israel. Hingga awal April ini, jumlah total warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel telah melampaui 9.900 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 400 adalah anak-anak, 27 perempuan, dan 3.498 ditahan secara administratif.

Sementara itu, Israel juga menahan sedikitnya 1.747 warga Gaza yang mereka labeli sebagai “petempur ilegal”. Namun, angka ini tidak mencakup semua warga Gaza yang ditahan, khususnya yang berada di kamp-kamp militer milik tentara pendudukan.

Dalam laporannya, lembaga-lembaga Palestina juga menuding otoritas penjara Israel sengaja membatasi akses tim hukum terhadap para tahanan, termasuk penjadwalan kunjungan yang jarang dan pengawasan ketat selama proses kunjungan.

Disebutkan pula bahwa banyak tahanan menolak memberikan informasi kepada tim hukum karena takut mengalami penyiksaan setelah kunjungan, sebagaimana yang dialami puluhan tahanan lainnya dalam beberapa bulan terakhir.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here