Spirit of Aqsa- Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, melaporkan, jumlah syuhada akibat perang Israel di Gaza meningkat menjadi 47.306 jiwa, dengan 111.483 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Dalam laporan statistiknya, kementerian menyebutkan bahwa dalam 72 jam terakhir, 23 syahid tiba di rumah sakit, terdiri dari 14 jenazah yang berhasil dievakuasi, 5 syahid akibat luka-luka sebelumnya, dan 4 korban baru, serta 11 orang terluka.
Kementerian juga menegaskan bahwa sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalanan, yang belum dapat dijangkau oleh tim penyelamat dan pertahanan sipil.
Selain korban jiwa dan luka-luka, perang ini juga menyebabkan lebih dari 14.000 orang dinyatakan hilang, disertai dengan kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang telah merenggut nyawa puluhan anak-anak dan lansia.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal medis Inggris, The Lancet, baru-baru ini menyebutkan bahwa angka korban sebenarnya lebih tinggi sekitar 40%.
Pada 21 November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan dua surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel telah mengubah Gaza menjadi penjara terbesar di dunia, dengan blokade yang berlangsung selama 18 tahun. Perang ini memaksa hampir 2 juta warga dari total 2,3 juta penduduk Gaza untuk mengungsi dalam kondisi tragis, dengan kelangkaan pangan, air, dan obat-obatan yang disengaja.
Pada 19 Januari 2025, mulai berlaku kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Namun, Israel telah melakukan berbagai pelanggaran yang menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan luka-luka.
Tahap pertama dari kesepakatan ini berlangsung selama 42 hari, di mana akan diadakan negosiasi untuk memulai tahap kedua dan ketiga dengan mediasi dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.
Sumber: Al Jazeera