Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Kepala kantor media pemerintah di Jalur Gaza, Salama Maarouf, mengungkapkan, sejak meluncurkan agresi pada 7 Oktober 2023 lalu, Israel telah menjatuhkan sekitar 40 ribu ton bahan peledak ke Gaza. Menurutnya, Israel memang berniat memorak-porandakan Gaza agar wilayah tersebut tak dapat dihuni lagi.
“Pasukan pendudukan Israel telah menjatuhkan 40 ribu ton bahan peledak di Jalur Gaza, dan kekejaman (pasukan) pendudukan telah terjadi jauh dari pengawasan kamera,” ujar Maarouf dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui aplikasi perpesanan Telegram, Ahad (26/11/2023), dikutip Middle East Monitor.
Dia mengungkapkan, bom yang dijatuhkan Israel ke Gaza belum pernah digunakan sebelumnya. “Kehancuran yang dilakukan oleh pendudukan (Israel) mencerminkan niat mereka untuk membuat Gaza tidak dapat dihuni,” ujarnya.
Maarouf pun menyinggung tentang gencatan senjata kemanusiaan yang dicapai Hamas-Israel dan mulai berlaku pada Jumat (24/11/2023) pekan lalu. “Hari-hari jeda telah menunjukkan luasnya pembantaian besar-besaran, yang mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur dan tempat tinggal,” ucapnya.
Dia menekankan bahwa sejak gencatan senjata dimulai, sepertiga penduduk Gaza belum menerima bantuan kemanusiaan esensial. Maarouf menyerukan komunitas internasional segera mengambil tindakan. “Ada kebutuhan mendesak untuk pendirian rumah sakit lapangan,” tambahnya.
Pada Ahad kemarin, Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, pasukannya siap melanjutkan pertempuran dengan Hamas ketika gencatan senjata kemanusiaan di Gaza berakhir. Halevi mengungkapkan, IDF berhasil menciptakan kerangka gencatan senjata yang di dalamnya mencakup pembebasan 50 sandera oleh Hamas.
“Ketika kerangka tersebut selesai, kita akan kembali ke operasi kita dengan tekad, untuk terus membebaskan para sandera dan membubarkan Hamas sepenuhnya,” ujar Halevi dalam sebuah pernyataan kepada para prajurit dan komandan militer Israel, dikutip laman Al Arabiya.
Kepada para prajurit dan komandan militer, Halevi menyampaikan bahwa dia mengetahui ada tantangan kompleks yang harus dihadapi dalam pertempuran, baik di udara maupun darat. “Saya bertemu banyak dari Anda di akhir pertempuran berjam-jam, baik di udara maupun di darat, menghadapi tantangan yang kompleks. Dalam setiap pertemuan, saya melihat terpancar di mata Anda betapa besarnya momen tersebut, semangat juang, dan tekad untuk mencapai semua tujuan perang,” ucapnya.
“Saya mendengar Anda mengatakan kepada saya: ‘Kami ingin berperang sampai kami mengembalikan para sandera’. Jadi kita melakukan hal itu!” kata Halevi menambahkan.
Sehari sebelumnya, Halevi telah menegaskan bahwa Israel akan segera menyerang Jalur Gaza lagi ketika gencatan senjata kemanusiaan berakhir. “Kami tidak bermaksud, tidak ingin, dan tidak siap menghentikan upaya ini sebelum kami memulangkan semua sandera. Adalah tugas moral kami untuk memulangkan mereka,” ujarnya saat diwawancara Times of Israel.
Dalam gencatan senjata selama empat hari, Hamas membebaskan 50 sandera yang mereka tawan sejak melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 150 warga Palestina yang mendekam di beberapa penjara Israel. Mereka terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Saat melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas diyakini menculik lebih dari 240 orang. Mereka terdiri dari warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing. Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 14.500 jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang.