Spirit of Aqsa- Sprit of Aqsa–Jalur Gaza Utara, salah satu wilayah terbesar di Jalur Gaza, memiliki sejarah panjang sebagai simbol perlawanan. Kawasan ini sempat diduduki Israel selama Perang Enam Hari pada 5 Juni 1967 sebelum akhirnya ditinggalkan bersama seluruh Gaza pada September 2005. Namun, pada akhir 2023, Israel meminta penduduk wilayah Gaza Utara untuk mengungsi ke wilayah yang disebut “zona aman” di Jalur Gaza selatan sebagai persiapan perang darat. 

Pada Oktober 2024, militer Israel memperketat pengepungan di wilayah ini dengan memblokade akses makanan dan air. Serangan udara dan artileri terus menerus menghantam kawasan tersebut, menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil. 

Letak Strategis Wilayah Utara Gaza 

Wilayah ini berbatasan dengan sejumlah permukiman Israel, seperti Zikim dan Sderot di utara dan timur, serta berbatasan dengan Kota Gaza di selatan. Kawasan ini juga memiliki pantai sepanjang 6 kilometer yang menghadap Laut Mediterania. 

Wilayah Utara Gaza mencakup jalur perbatasan Beit Hanoun, yang dikenal dengan nama “Erez” oleh Israel, serta dihuni oleh lebih dari 444 ribu penduduk berdasarkan data Biro Statistik Palestina pada 2023. 

Kota-Kota Utama di Wilayah Utara Gaza 

1. Jabalia

   Sebagai pusat administrasi wilayah utara, Jabalia terletak di selatan Beit Lahia dan berbatasan dengan Beit Hanoun di timur laut. Jabalia juga dikenal sebagai lokasi salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza, yaitu Kamp Jabalia. 

   Kawasan ini memiliki sejarah panjang, dengan berbagai versi mengenai asal-usul namanya. Sebagian menghubungkannya dengan kata “Jabal” (gunung), sementara lainnya mengaitkannya dengan istilah Romawi dan Suryani yang berarti keindahan atau kerajinan tembikar. 

2. Beit Lahia

   Beit Lahia berada di utara Kota Gaza dengan luas sekitar 24.500 dunam (1 dunam setara 1.000 meter persegi). Kawasan ini terkenal dengan keindahan alamnya di masa lalu dan produksi pertaniannya. 

   Selain itu, kota ini memiliki sejarah sebagai pusat industri garmen terbesar kedua di Palestina, namun kendala blokade Israel memaksa banyak pengusaha membuka pabrik di luar negeri, seperti Mesir dan Yordania. 

3. Beit Hanoun

   Berbatasan langsung dengan garis gencatan senjata 1948, Beit Hanoun menjadi rumah bagi jalur perbatasan Erez. Kota ini dikenal dengan kepadatan penduduknya yang tinggi, mencapai lebih dari 62 ribu jiwa pada 2023. 

   Sebagian besar warganya bergantung pada pertanian dengan fokus pada tanaman sayuran, buah-buahan, dan pohon-pohon seperti almond, ara, dan apel. 

Kamp Jabalia: Titik Awal Perlawanan 

Kamp Jabalia, salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza, menjadi simbol perlawanan dengan munculnya Intifada Pertama pada 8 Desember 1987. Namun, kamp ini juga menjadi saksi penderitaan warga yang menghadapi kondisi sosial dan ekonomi yang sulit, dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan ketergantungan pada bantuan UNRWA. 

Rencana Kontroversial: “Rencana Para Jenderal” 

Pada September 2024, sejumlah jenderal Israel, termasuk Giora Eiland, mengajukan rencana kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengosongkan wilayah Utara Gaza secara paksa. Rencana ini melibatkan pengepungan total dan penghentian bantuan kemanusiaan guna memaksa warga dan pejuang untuk menyerah atau menghadapi kematian. 

Wilayah tersebut nantinya direncanakan menjadi “zona militer tertutup” untuk memastikan penghapusan total kehadiran Hamas di kawasan tersebut. Strategi ini dianggap sebagai langkah efektif untuk menekan perlawanan di Gaza sekaligus mengurangi korban di pihak Israel. 

Sumber: Al Jazeera, media Palestina, dan sumber daring

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here