Spirit of Aqsa- Ketua Partai Kamp Nasional Israel, Benny Gantz, memperingatkan kemungkinan terjadinya perang saudara di Israel akibat kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Jika kita tidak kembali ke akal sehat, perang saudara akan pecah di sini, dan kenyataan ini tidak boleh disembunyikan. Ada kepemimpinan yang memecah belah rakyat dan meracuni sumber kehidupan kita,” kata Gantz melalui platform X, Selasa (13/8/2024).
Gantz menggambarkan perang saudara sebagai situasi di mana militer Israel berperang melawan musuh eksternal, sementara anggota Knesset memimpin serangan terhadap pangkalan militer.
Pada akhir Juli lalu, sejumlah anggota Knesset bersama pengunjuk rasa dari sayap kanan ekstrem dan tentara bertopeng menyerbu pangkalan militer Sde Teiman di Negev sebagai protes terhadap penahanan sembilan tentara oleh polisi militer atas tuduhan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina.
Mereka juga menyerbu pangkalan Beit Lid di pusat Israel, tempat para tentara tersebut dipindahkan untuk penyelidikan, dan mencoba membebaskan mereka dengan paksa.
Gantz menambahkan bahwa perang saudara terjadi ketika martabat keluarga korban dan kerabat tawanan direndahkan (oleh polisi selama demonstrasi), dan ketika pegawai negeri yang setia dicap sebagai pengkhianat.
Meskipun Gantz tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari pernyataan terakhirnya, sebelumnya pada hari yang sama, Netanyahu menyatakan bahwa Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah mengadopsi retorika yang anti-Israel.
Pernyataan Gantz ini muncul di tengah berlangsungnya perang Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan dan melukai lebih dari 132 ribu warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan wanita, serta lebih dari 10 ribu orang hilang, dengan latar belakang kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan.
Sumber: Anadolu Agency