Spirit of Aqsa- Militer Israel mengeluarkan keputusan untuk menyembunyikan identitas tentara mereka demi menghindari kemungkinan tuntutan hukum di luar negeri atas keterlibatan mereka dalam kejahatan genosida yang terus berlangsung terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, memutuskan untuk menyembunyikan identitas semua tentara dan perwira yang terlibat dalam operasi militer. Keputusan ini muncul setelah laporan tentang upaya organisasi pro-Palestina di berbagai negara untuk meminta pengadilan lokal mengeluarkan perintah penangkapan terhadap tentara Israel.

Beberapa hari lalu, dilaporkan bahwa seorang tentara Israel mendapat surat perintah penangkapan di Brasil atas tuduhan kejahatan perang di Gaza. Tentara tersebut melarikan diri sebelum ditangkap dan kini sedang dalam perjalanan kembali ke Israel. Pada Desember 2024, media Israel juga mengungkapkan kasus serupa di Sri Lanka, di mana seorang tentara Israel berhasil melarikan diri setelah diberi peringatan oleh pihak berwenang Israel untuk segera meninggalkan negara tersebut guna menghindari penangkapan.

Awal pekan ini, sejumlah ibu tentara Israel mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Herzi Halevi, memperingatkan risiko yang dihadapi tentara mereka dari pengadilan internasional. Organisasi Em Yeqeza (Ibu yang Waspada) dalam suratnya kepada Netanyahu dan Halevi menyebutkan bahwa meskipun ada peringatan berulang tentang ancaman hukum internasional, pemerintah belum mengambil langkah cukup untuk melindungi para tentara.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel khawatir ada lebih banyak surat perintah yang dikeluarkan secara rahasia terhadap para pemimpin dan tentara mereka.

Organisasi hak asasi manusia di sejumlah negara juga mengumpulkan informasi tentang tentara Israel yang mempublikasikan video mereka saat melakukan kejahatan di Gaza, untuk mendorong otoritas lokal menangkap mereka.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here