Otoritas Israel pada Ahad (9/2) mengusir seorang jurnalis asal Al-Quds dari Masjid Al-Aqsa. Sementara, puluhan pemukim Yahudi turut serta dalam penyerbuan ke kompleks masjid tersebut.
Pusat Informasi Wadi Hilweh di Al-Quds yang diduduki melaporkan bahwa pasukan pendudukan menyerahkan surat keputusan pengusiran kepada jurnalis Saif Al-Qawasmi, yang melarangnya memasuki Masjid Al-Aqsa selama satu minggu dengan kemungkinan perpanjangan.
Pusat tersebut juga menyebutkan bahwa jurnalis itu sebelumnya telah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan di kantor polisi pendudukan di kota tersebut.
Tindakan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah keputusan serupa menargetkan empat mantan tahanan Palestina yang dibebaskan dalam kesepakatan “Thufan Al-Ahrar”—Rasyid Rasyq, Muhammad Shabah, Musa Ajlouni, dan Mahmoud Abdul Latif—yang merupakan bagian dari kelompok ketiga dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Al-Quds dalam pernyataannya menyebutkan bahwa 217 pemukim Yahudi ikut serta dalam penyerbuan Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu, terbagi dalam dua gelombang—sebelum dan sesudah waktu Zuhur.
Pernyataan itu juga mengungkap bahwa ekstremis Yahudi, Yehuda Glick, ikut serta dalam penyerbuan dan secara terbuka melakukan ritual Talmud di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa dengan perlindungan pasukan pendudukan Israel.
Menurut data Pemerintah Provinsi Al-Quds, sebanyak 5.913 pemukim Israel telah menyerbu Masjid Al-Aqsa sepanjang Januari lalu, dengan beberapa di antaranya melakukan ritual Talmud secara terang-terangan.
Sumber: Al Jazeera