Pakar militer, Kolonel Hatem Al-Falahi, menyatakan bahwa wilayah yang dibombardir pada Selasa (19/3) di Jalur Gaza kemungkinan akan menjadi zona operasi dalam waktu dekat. Ia menambahkan bahwa serangan ini mungkin didasarkan pada intelijen baru yang menunjukkan adanya target strategis penting di area tersebut.
Dalam analisisnya untuk Al Jazeera, Al-Falahi menyebut bahwa seluruh unit militer Israel ikut serta dalam serangan hari ini dengan tujuan menyebabkan sebanyak mungkin korban di kalangan warga sipil, menghancurkan infrastruktur perlawanan, serta membunuh para pemimpin militer dan sipil di Gaza.
Menurutnya, operasi ini sejalan dengan pernyataan Kepala Staf Militer Israel yang baru, Eyal Zamir, yang mengatakan bahwa serangan mendatang akan berbeda, dengan fokus pada penguasaan dan pendudukan wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lebih lama.
Ia memperkirakan bahwa Israel akan meningkatkan tekanan militer guna memaksa kelompok pejuang menerima perpanjangan fase pertama dari perjanjian gencatan senjata, serta menyerahkan tawanan Israel yang tersisa tanpa melanjutkan ke tahap negosiasi berikutnya.
Motivasi Politik di Balik Serangan
Al-Falahi juga menyoroti faktor politik internal Israel yang memaksa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan perang agar pemerintahannya tidak runtuh. Ia menegaskan bahwa pernyataan Kepala Staf Militer Israel mengenai strategi militer yang berbeda kali ini menunjukkan perubahan signifikan dalam pendekatan perang.
Menurutnya, serangan baru ini sangat berbeda dibandingkan tahap awal perang, karena kali ini Israel menargetkan seluruh wilayah Gaza secara serentak, bukan secara bertahap seperti sebelumnya.
Pendekatan ini, menurut Al-Falahi, bisa menjadi indikasi kemungkinan invasi darat besar-besaran ke seluruh Jalur Gaza. Ia menambahkan bahwa setiap operasi darat yang dilakukan akan ditentukan oleh tujuan strategis Israel, apakah itu hanya untuk pendudukan sementara atau permanen.
Namun, ia juga menegaskan bahwa pejuang Palestina telah bersiap menghadapi kembalinya pertempuran. Mereka telah mereorganisasi pasukan dan mempersiapkan strategi baru untuk menghadapi kemungkinan operasi militer Israel.
Serangan Brutal dan Respons Hamas
Pada Selasa dini hari, Israel melanjutkan perang dengan serangkaian serangan udara besar-besaran di berbagai wilayah Gaza, yang menyebabkan 419 warga syahid dan ratusan lainnya terluka. Hamas menegaskan bahwa Netanyahu harus bertanggung jawab penuh atas dampak agresi ini.
Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa angkatan udara Israel melancarkan gelombang serangan ke seluruh Gaza, setelah Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yisrael Katz memberikan instruksi kepada militer untuk menyerang Hamas dengan kekuatan penuh.
Pada Selasa malam, Netanyahu menyatakan bahwa serangan di Gaza “baru permulaan” dan menegaskan bahwa Israel akan terus berperang hingga seluruh tawanan Israel dikembalikan dan Hamas dihancurkan. Ia menambahkan bahwa tidak ada yang dapat menghalanginya untuk mencapai tujuan tersebut.