Kamis (2/1/2025), pasukan penjajah Israel membunuh Direktur Jenderal Polisi di Gaza, Letnan Jenderal Mahmoud Salah, dan seorang perwira senior lainnya dalam serangan udara di kawasan Mawasi, Khan Yunis. Serangan ini juga menyebabkan puluhan syahid di berbagai wilayah akibat pemboman intensif.

Kementerian Dalam Negeri Gaza menyebut tindakan ini sebagai kejahatan keji. Dalam pernyataannya, kementerian menegaskan bahwa Israel sengaja menyebarkan kekacauan di Gaza dan memperparah penderitaan rakyat. Salah dan Syahwan tewas saat menjalankan tugas kemanusiaan dan nasional di tengah kondisi bencana akibat agresi Israel.

Serangan di Mawasi, Khan Yunis, juga menewaskan dan melukai sejumlah warga sipil. Kementerian menambahkan bahwa Mahmoud Salah telah mengabdi selama 30 tahun di kepolisian, berperan penting dalam menjaga keamanan di Gaza.

Menurut laporan Al Jazeera, sepuluh warga Palestina gugur akibat pemboman tenda pengungsi di Mawasi, Khan Yunis. Serangan ini juga menewaskan dua orang di desa Bani Suheila. Media Palestina melaporkan bahwa serangan tersebut terjadi saat warga sedang tidur, mengakibatkan empat anak dan tiga wanita menjadi korban.

Pembantaian Baru

Sumber medis melaporkan bahwa sejak fajar hari ini, 52 warga Palestina syahid akibat serangan intensif Israel di Gaza. Dalam dua jam terakhir, serangan udara di Kota Gaza telah menewaskan setidaknya 25 orang, termasuk di kamp Shati, kawasan Rimal, dan sejumlah lokasi lain.

Di Jabalia, jumlah korban syahid meningkat menjadi 10 orang, sementara di dekat rumah sakit Indonesia di utara Gaza, pasukan Israel juga melancarkan serangan. Di Deir al-Balah, tujuh warga gugur akibat serangan serupa, sementara di kamp pengungsi Nuseirat, serangan drone Israel melukai sejumlah orang.

Di Khan Yunis, setelah serangan di Mawasi, Israel membom kantor Kementerian Dalam Negeri, menewaskan enam orang. Sejak awal Oktober, agresi Israel di Gaza utara telah menewaskan hampir 4.000 orang dan memaksa puluhan ribu lainnya mengungsi.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, Israel telah melakukan lima pembantaian, menewaskan 28 orang dan melukai 59 lainnya. Sejak awal agresi pada 7 Oktober 2023, korban tewas mencapai 45.581 orang, dengan 108.438 lainnya terluka.

Operasi Perlawanan

Dalam perkembangan militer, Brigade Al-Quds mengklaim telah meluncurkan roket tipe 107 ke permukiman Hulit. Sementara itu, Israel menyatakan berhasil mencegat roket tersebut. Brigade Al-Quds juga bekerja sama dengan Brigade Syuhada Al-Aqsa menargetkan pasukan Israel di timur Gaza dengan mortir.

Meskipun invasi Israel terus berlangsung, pejuang Palestina tetap meluncurkan roket dari Gaza utara.

Kondisi KemanusiaanJuru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, menyatakan bahwa pasukan Israel menghalangi tim penyelamat untuk bekerja dan mengancam mereka dengan pembunuhan. Beberapa anggota pertahanan sipil bahkan ditangkap, sementara yang lain terus bekerja di tengah kesulitan.

Direktur rumah sakit darurat Gaza, Marwan Al-Hams, melaporkan delapan orang, termasuk tujuh bayi, meninggal akibat cuaca dingin. Situasi di Gaza sangat kritis, dengan banyak warga yang kelaparan, kedinginan, dan kekurangan obat-obatan.

Cuaca buruk yang melanda Gaza dengan hujan lebat dan suhu rendah memperparah penderitaan, terutama bagi keluarga yang tinggal di tenda-tenda pengungsi. Setidaknya 1.500 tenda terendam banjir akibat cuaca ekstrem ini.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here