Spirit of Aqsa, Vatican City- Paus Fransiskus pada Minggu kembali menyatakan bahwa Israel menggunakan taktik “terorisme” di Jalur Gaza. Dia menyampaikan hal tersebut saat mengecam pembunuhan yang dilakukan militer Israel terhadap dua perempuan Kristen yang mencari perlindungan di sebuah gereja.

Dalam pemberkatan mingguan, Fransiskus merujuk pada pernyataan Patriarkat Latin Al-Quds, otoritas Katolik setempat, tentang insiden tersebut pada Sabtu (16/12).

Patriarkat tersebut mengatakan seorang “penembak jitu” dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh kedua perempuan itu, yang menurut Fransiskus bernama Nahida Khalil Anton dan putrinya, Samar, saat mereka berjalan menuju biara di kompleks Paroki Keluarga Kudus.

Pernyataan dari Patriarkat menyebutkan tujuh orang lainnya terkena tembakan dan terluka saat berusaha melindungi yang lain.

“Saya terus menerima kabar yang sangat serius dan menyakitkan dari Gaza,” kata Fransiskus.

“Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran bom dan tembakan. Dan ini terjadi bahkan di dalam kompleks Paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris, tetapi keluarga, anak-anak, orang sakit atau disabilitas, biarawati.”

Fransiskus mengatakan mereka dibunuh oleh “penembak jitu”. Dia juga merujuk pernyataan Patriarkat bahwa biara ordo yang didirikan Bunda Teresa itu rusak akibat gempuran tank Israel.

“Ada yang mengatakan ‘Ini perang. Ini terorisme.’ Ya, ini perang. Ini adalah terorisme,” katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan insiden itu masih diselidiki, tetapi dia tidak mengomentari pernyataan Fransiskus.

Itu adalah kali kedua dalam sebulan terakhir paus menggunakan kata “terorisme” ketika berbicara tentang konflik di Gaza.

Pada 22 November, setelah bertemu dengan keluarga Israel yang kerabatnya disandera oleh kelompok militan Hamas dan keluarga Palestina di Gaza, dia juga mengatakan hal yang sama.

“Inilah yang dilakukan oleh perang. Namun di sini, kita sudah melampaui perang. Ini bukan perang. Ini terorisme,” katanya waktu itu.

Kemudian pada hari yang sama, terjadi pertentangan soal apakah dia menggunakan kata “genosida” untuk menggambarkan kejadian di Gaza. (Antara)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here