Spirit of Aqsa, Palestina- The Wall Street Journal melaporkan, invasi darat yang dilancarkan militer Israel ke Jalur Gaza tidak berjalan mulus alias gagal. Bahkan, mereka tidak mencapai prestasi militer apapun di Jalur Gaza utara, wilayah yang sudah menjadi fokus utama serangan darat sejak 27 Oktober 2023.

Surat kabar tersebut menunjukkan, meningkatnya jumlah tentara Israel yang tewas mencerminkan pergeseran taktik perang militer, dengan penekanan yang lebih besar pada pertempuran perkotaan dan darat.

Menurut militer Israel, sejak melancarkan perang darat, 115 tentara dan perwira telah tewas, dan sekitar 600 lainnya terluka di Gaza, menurut data yang diizinkan untuk dipublikasikan ke publik.

Mantan pejabat intelijen Israel Shalom Ben Hanan mengatakan, melakukan operasi militer dari rumah ke rumah dan “memeriksa segala sesuatunya dari dekat alih-alih menghancurkannya dari jauh” harus dibayar mahal oleh pasukan Israel.

Dalam diskusi internal militer dan keamanan, beberapa pihak mulai mempertanyakan strategi ini. “Saya sudah mendengar kritik bahwa ini tidak baik, dan kita harus berperang dengan cara yang berbeda, bahwa kita harus berperang dengan cara yang lebih aman bagi tentara IDF,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa mereka bertanya “apakah penting untuk bertempur dengan cara ini, dibandingkan dengan tank dan pesawat.”

Pada Rabu pagi, pasukan teroris Israel mengakui bahwa 10 tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza utara pada Selasa, termasuk perwira dan tentara elit Brigade Golani.

Di antara daftar tersebut adalah komandan Batalyon 13 Brigade Golani, yang tewas dalam penyergapan oleh Brigade Al Qassam di lingkungan al-Shujaiya.

Menurut laporan Haaretz, pejuang Palestina telah terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Golani, menarik mereka ke dalam gedung jebakan, meledakkannya, dan membunuh beberapa tentara dalam pengeboman tersebut. Pejuang Al Qassam kemudian menyergap dua tim lainnya yang diberangkatkan ke lokasi, menewaskan dan melukai sejumlah mereka.

Koresponden militer Maariv Israel menggambarkan apa yang terjadi sebagai “penyergapan yang dieksekusi dengan baik.”

“Pasukan Golani yang awalnya hadir di sana mendapat tembakan keras. Selama operasi penyelamatan, unit yang tiba juga mendapat tembakan keras, dan akibatnya, unit tersebut memasuki gedung jebakan,” kata koresponden Israel, menambahkan bahwa “lukanya parah, dan sebagian bangunan runtuh menimpa pasukan Israel di dalamnya.”

“Pagi ini adalah yang terberat sejak dimulainya perang, dan kejadiannya sangat sulit,” kata pembawa acara Channel 12 itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here