Spirit of Aqsa, Palestina – Puluhan imigran ilegal yahudi menyerang sebuah desa Palestina di wilayah Tepi Barat. Para imigran ilegal itu melemparkan batu ke arah mobil dan rumah-rumah warga Palestina, yang memicu beberapa korban luka termasuk seorang balita Palestina.

Mengutip Associated Press, video insiden itu yang dirilis oleh kelompok HAM Israel menunjukkan beberapa pemukim Israel yang bertelanjang dada dengan syal menutup wajah mereka, melemparkan batu ke rumah-rumah dan kendaraan di desa Palestina tersebut.

Insiden itu terjadi pada Selasa (28/9) waktu setempat, dengan tentara Israel disebut ada di lokasi dan berdiri di antara para pemukim Israel, namun dilaporkan tidak mengambil tindakan untuk menghentikan tindakan mereka

Militer Israel menolak untuk berkomentar. Sementara Kepolisian Israel menggambarkannya sebagai ‘insiden gesekan’, dan menyebut bahwa korban luka berasal dari kedua belah pihak. Kepolisian Israel menyatakan masih menyelidiki insiden itu setelah laporan diajukan pada Rabu (29/9) waktu setempat.

Dalam pernyataan terbaru pada Kamis (30/9) waktu setempat, Kepolisian Israel menyatakan telah menangkap tiga orang, termasuk satu warga di bawah umur, terkait dugaan penyerangan dan perusakan properti terkait insiden tersebut.

Seorang aktivis Palestina, Sami Hureini, menuturkan bahwa sekelompok pemukim Israel menyerang penggembala Palestina di dekat desa Mufaqara dan menyembelih empat dombanya. Disebutkan Hureini bahwa pemukim Israel itu kemudian menyerbu desa, menyerang warga dengan tongkat dan batu.

Hureini menyatakan bahwa seorang bocah laki-laki berusia 4 tahun bernama Mohammed Bakr menjadi salah satu korban luka. Balita itu kini dirawat di rumah sakit setempat setelah mengalami cedera kepala akibat serangan itu.

Kelompok HAM Israel, B’Tselem, merilis video penyerangan itu dan memberikan keterangan senada dengan Hureini. Disebutkan B’Tselem bahwa tentara Israel malah menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina dan menangkap sedikitnya satu warga Palestina.

Seorang tentara Israel, menurut B’Tselem, terlihat melemparkan gas air mata ke arah seorang warga Palestina yang merekam serangan itu dan mendorongnya.

Lebih lanjut, B’Tselem menyebut para pemukim Israel yang terlibat penyerangan itu berasal dari dua pos terdekat, Avigayil dan Havat Maon. Area itu diketahui menjadi lokasi rentetan penyerangan oleh pemukim Israel.

B’Tselem dan kelompok-kelompok HAM lainnya menuduh tentara Israel menutup mata terhadap tindak kekerasan yang dilakukan para pemukim Israel, atau malah berpihak pada pemukim Israel yang bentrok dengan warga Palestina.

“Apa yang dialami warga Palestina kemarin di Bukti Hebron Selatan merupakan salah satu serangan terbesar pada siang hari bolong oleh para pemukim (Israel) terhadap komunitas Palestina,” ucap Direktur B’Tselem, Hagai El-Ad.

“Tapi perlu dipahami bahwa itu bukan hanya kekerasan pemukim secara acak. Ini strategis. Israel bertujuan secara maksa memindahkan warga Palestina dari sebagian besar Tepi Barat,” imbuhnya.

Utusan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, menuturkan kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (29/9) waktu setempat bahwa dirinya ‘sangat terganggu’ dengan hilangnya nyawa dan cedera serius yang terus berlanjut di wilayah Palestina.

“Mengerikan bahwa anak-anak terus menjadi korban kekerasan,” sebutnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here