Spirit of Aqsa- Selasa pagi (13/11/2024), pasukan Israel memaksa ratusan warga Palestina untuk meninggalkan pusat-pusat penampungan dan area permukiman di Beit Hanoun, Gaza Utara. Teroris Israel mengusir mereka di tengah hujan tembakan dan serangan artileri.
Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer intensif yang telah berlangsung selama 39 hari di wilayah utara Gaza.
Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel yang menguasai daerah tersebut mengepung 130 keluarga di pusat-pusat penampungan di Beit Hanoun dan memaksa mereka untuk mengungsi di bawah ancaman senjata dan tembakan.
Media Palestina juga melaporkan bahwa sejumlah pria Palestina ditahan di pos pemeriksaan administrasi sipil di timur Jabalia setelah warga Beit Hanoun dipaksa mengungsi.
Di sisi lain, sumber medis melaporkan bahwa tiga warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan Israel yang menghantam tiga rumah milik keluarga Abu Oudah, Shabat, dan Al-Kafarneh di Beit Hanoun.
Di Kota Gaza, tim pertahanan sipil mengeluarkan pernyataan bahwa mereka menemukan jenazah tiga syuhada serta sejumlah warga terluka akibat serangan Israel yang menargetkan apartemen milik keluarga Al-Amassi di Jalan Al-Jalaa, Gaza Utara.
Saksi juga menyatakan adanya ledakan besar akibat penghancuran bangunan-bangunan di utara Kota Gaza yang bertepatan dengan serangan artileri di bagian barat Kamp Jabalia, Gaza Utara.
Pada 5 Oktober lalu, pasukan Israel memulai invasi darat di Gaza Utara dengan alasan untuk mencegah gerakan Hamas bangkit kembali di wilayah tersebut. Namun, warga Palestina mengklaim bahwa Israel berencana menduduki Gaza Utara dan mengubahnya menjadi zona penyangga setelah mengusir penduduk setempat.
Sumber: Al Jazeera