Spirit of Aqsa, Palestina – Warga Palestina di Jalur Gaza menghadapi naiknya harga pangan dan bahan bakar. Seorang warga, Mohammed Doghmush mengatakan sangat terkejut ketika mengetahui harga 30 kilogram tepung naik dari 7,7 dolar AS (Rp 110 ribu) menjadi 12,4 dolar AS (Rp 178 ribu).

Ayah enam anak berusia 45 tahun itu mengatakan, bahwa dia membutuhkan setidaknya 90 kilogram tepung untuk memberi makan keluarganya dan harga yang hampir dua kali lipat akan memukul pendapatannya dengan keras.

“Saya seorang pedagang dan saya sudah kesulitan untuk mendapatkan 6 dolar (Rp 86 ribu) sehari, yang bahkan tidak dapat membantu saya menjaga keluarga saya tetap bertahan. Jadi, apa yang harus saya lakukan dengan harga setinggi itu,” keluh pria itu dilansir dari Alaraby, Selasa (8/3/2022).

Warga Gaza lainnya, Fatima Al-Shaer mengatakan dia terpaksa membeli jumlah yang lebih kecil dari kebutuhan biasanya karena inflasi. Ibu tiga anak ini mengatakan bahwa satu kilogram tomat seharga  1 dolar (Rp 14 ribu) tetapi sekarang dijual seharga 2,50 dolar (Rp 35 ribu). Selain itu, harga satu kilogram ayam naik dari 2,3 dolar (Rp 33 ribu) menjadi 3,5 dolar AS (Rp 50 ribu).

“Tidak ada warga yang dapat menerima kenaikan harga yang keterlaluan ini,” kata Shaer.

Dia mendesak otoritas lokal yang dikelola Hamas untuk menyesuaikan harga di pasar lokal, terutama sebelum awal bulan suci Ramadhan.

Kementerian ekonomi yang dikelola Hamas mengatakan bahwa kenaikan harga tidak terbatas pada Jalur Gaza, tetapi dialami di seluruh dunia karena konflik Ukraina-Rusia dan ketidakstabilan nilai tukar dolar terhadap shekel Israel.

Seorang pejabat di kementerian, Osama Nofal, mengatakan kepada The New Arab bahwa dia mengikuti dengan cermat laporan kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Menurutnya, kementerian terus bekerja untuk mencegah pedagang mengeksploitasi pelanggan dan mengambil keuntungan atas kenaikan tersebut.

Menurut Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, sekitar 1,5 juta warga Gaza telah menjadi miskin di tengah pengepungan Israel. Pada 2006, Israel memberlakukan blokade di daerah kantong pantai setelah Hamas, sebuah kelompok Islam Palestina, memenangkan pemilihan umum di wilayah tersebut.

Keberhasilan pemilihan mereka mengakibatkan bentrokan dengan saingan dari Fatah, gerakan yang menjalankan Otoritas Palestina (PA). Israel  semakin memperketat blokadenya terhadap Gaza setelah Hamas secara paksa mengambil alih wilayah itu dari Fatah pada 2007.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here