Spirit of Aqsa, Palestina- Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, mengatakan, operasi Taufan Al-Aqsa merupakan sejarah baru bagi rakyat Palestina. Operasi tersebut merupakan tanda berakhirnya penjajahan Israel di Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
“Musuh dan pasukan pengecutnya tidak dapat menghadapi orang-orang pemberani kita, jadi dia terpaksa melakukan pembantaian,” kata Haniya, dikutip dari Al Jazeera.
Dia mengatakan, pembantaian yang dilakukan zionis Israel di Jalur Gaza merupakan upaya mereka menutupi rasa malu.
“Dia (penjajah Israel) percaya bahwa pembantaiannya akan menghapus rasa malu karena penghinaan dan kekalahan setelah serangan strategis Hamas,” ujarnya.
Kendati begitu, Haniya menegaskan, Al-Qassam tidak akan mundur dari pertempuran. Al-Qassam akan terus melakukan perlawanan meski zionis Israel mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
“Kami akan melanjutkan strategi pembebasan dan pengembalian meskipun apa yang dilakukan musuh dengan dukungan Amerika Serikat,” tuturnya.