Spirit of Aqsa- Khalid Misyal, Ketua Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di luar negeri, menyatakan, operasi Taufan Al-Aqsa telah mengembalikan Israel ke titik nol dan mengancam keberadaannya.

Dia menyebut operasi tersebut sebagai “respons alami terhadap pendudukan” dan percepatan rencana Israel dalam hal permukiman, blokade, agresi terhadap Al-Aqsa, serta upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina dan meningkatnya kejahatan terhadap para tahanan.

Misyal menambahkan, operasi tersebut merupakan “lompatan signifikan” dalam perkembangan perlawanan, yang menunjukkan akumulasi kekuatan, pengalaman, dan kreativitas dalam konteks komitmen pimpinan Hamas terhadap strategi pembebasan dan penghapusan pendudukan.

Ia menjelaskan bahwa Israel ingin semua negara di sekitarnya “taat” padanya dan bahwa Israel “berkonspirasi melawan Mesir” dengan mencari alternatif untuk mengurangi pentingnya Terusan Suez, serta mengancam Yordania dengan pemindahan penduduk Tepi Barat ke negara tersebut. Meshaal menegaskan bahwa Israel menyerang keamanan nasional Arab dan Islam di mana pun.

Meshaal juga mengapresiasi mereka yang mendukung dan membantu Gaza dengan senjata, terutama dari Lebanon, Iran, Yaman, dan Irak, serta yang telah mengorbankan jiwa mereka demi perjuangan Palestina, dengan menyebut nama Hassan Nasrallah sebagai salah satu yang terdepan.

Menurut Meshaal, pendudukan Israel telah gagal di Gaza dan dalam menghadapi garis perlawanan, menegaskan bahwa “nasib mereka menuju kepunahan.” Ia menyebut bahwa “Badai Al-Aqsa akan tetap menjadi titik hitam dalam sejarah pendudukan,” dan mengatakan bahwa Brigade Perlawanan telah menciptakan kisah kemenangan meski menghadapi kejahatan pendudukan.

Meshaal menambahkan bahwa “gerakan ini telah memberikan banyak pengorbanan dari pemimpin dan banyak anggotanya sebagai syahid demi Al-Quds dan tanah air,” dan meskipun mereka membayar harga yang tinggi dalam pertempuran ini, kerugian mereka bersifat taktis, sedangkan kerugian musuh bersifat strategis.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Lebanon, Irak, Yaman, dan semua pihak yang memberikan dukungan dalam Operasi Badai Al-Aqsa, menyatakan bahwa “Badai Al-Aqsa telah mencapai banyak hal dalam setahun terakhir yang tidak pernah dicapai sebelumnya, mengembalikan isu Palestina ke perhatian dunia, serta menghancurkan citra entitas Zionis di mata dunia dan mengungkapkan kebenarannya.”

Meshaal menegaskan bahwa “Badai Al-Aqsa” mewakili lompatan objektif dalam jalur perlawanan dan pengalamannya, serta menggagalkan rencana judaifikasi di Yerusalem, dengan perlawanan di Gaza menjadi bukti nyata dari kemampuan untuk membangun kekuatan meski dalam kondisi yang sulit dan tertekan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here