Spirit of Aqsa- Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyerukan aksi massa di wilayah Palestina yang diduduki serta di negara-negara Arab, Islam, dan seluruh dunia pada Jumat, Sabtu, dan Ahad ini. Aksi ini dimaksudkan untuk menekan penghentian agresi Israel dan pembantaian di Gaza, serta mengecam dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Barat atas kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di wilayah tersebut.

Dalam pernyataannya, Hamas mengimbau rakyat Palestina, bangsa Arab, umat Islam, dan pendukung kemanusiaan di seluruh dunia untuk turun ke jalan selama tiga hari. Aksi tersebut bertujuan untuk mendukung rakyat Palestina dan mengecam perang pembantaian di Gaza, yang semakin parah dengan serangan brutal Israel di Gaza Utara, di tengah upaya pemusnahan etnis yang memaksa ratusan ribu warga sipil yang tak bersenjata menghadapi pengepungan, kelaparan, dan isolasi total dari dunia luar.

Sejak serangan “Badai Al-Aqsa,” gelombang demonstrasi dukungan untuk Gaza dan Lebanon muncul di berbagai negara Arab, Islam, dan Barat. Para demonstran menuntut pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel, penghentian perjanjian normalisasi, dan peningkatan dukungan terhadap perjuangan Palestina.

Pada 18 April lalu, mahasiswa di Universitas Columbia, New York, menggelar aksi protes menolak perang Israel di Gaza, menyerukan universitas untuk menghentikan kerjasama akademik dengan universitas di Israel dan menarik investasi dari perusahaan-perusahaan yang mendukung pendudukan Palestina.

Saat polisi menindak dengan menahan puluhan mahasiswa, aksi protes meluas ke banyak kampus di Amerika Serikat, termasuk universitas-universitas ternama seperti Harvard, George Washington, New York University, Yale, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan North Carolina. Gelombang dukungan ini juga menyebar ke universitas di negara-negara seperti Prancis, Inggris, Jerman, Kanada, dan India, di mana mahasiswa menuntut penghentian perang di Gaza dan pemboikotan perusahaan pemasok senjata ke Israel.

Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel melancarkan serangan ke Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 143.000 orang, sebagian besar anak-anak dan wanita, dan mengakibatkan lebih dari 10.000 orang hilang. Serangan ini juga memicu kehancuran masif dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak dan lansia, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Israel terus melanjutkan perang ini meski ada keputusan Dewan Keamanan PBB untuk menghentikannya segera serta perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah pencegahan terhadap tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang kritis di Gaza.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here