Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyerukan para mediator internasional agar menekan Israel untuk mematuhi kesepakatan penghentian perang yang mulai berlaku pekan lalu. Seruan ini muncul di tengah ancaman militer baru dari Tel Aviv yang menyatakan siap “memaksakan kesepakatan dengan kekuatan senjata”.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan pihaknya berkomitmen pada isi perjanjian, termasuk menyerahkan jenazah tentara Israel yang sebelumnya ditawan Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas.
Namun, Qassem menegaskan Israel justru melakukan pelanggaran serius terhadap kesepakatan dengan membunuh warga sipil di Distrik Shujaiya, Gaza City, serta di Rafah, wilayah paling selatan Gaza.
Israel Ancaman Batasi Bantuan
Sehari sebelumnya, Israel mengancam tetap menutup Perbatasan Rafah dan mengurangi jumlah truk bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Alasan yang dikemukakan Tel Aviv adalah “keterlambatan Hamas menyerahkan jenazah sandera Israel”, meski empat jenazah tambahan telah dikembalikan Hamas pada Selasa malam.
Hingga kini, delapan jenazah tentara Israel telah diserahkan dari total 28 yang diyakini masih berada di Gaza. Namun militer Israel menyebut salah satu jenazah tidak teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan forensik.
Korban Sipil Terus Berjatuhan
Meski ada kesepakatan hening senjata, pelanggaran terus terjadi. Lima warga Palestina syahid pada Selasa setelah drone Israel menembaki mereka saat memeriksa puing rumah mereka di Shujaiya. Israel beralasan para warga “melintasi garis kuning”, batas wilayah yang ditetapkan Israel dalam fase pertama perjanjian.
Serangan drone juga menyebabkan satu warga Palestina di Rafah sayid dan melukai beberapa lainnya di sekitar Khan Younis. Terbaru, dua warga Gaza syahid akibat serangan Israel di Kota Gaza.
Ancaman Baru dari Pemerintah Israel
Situasi semakin memanas setelah pejabat Israel mengeluarkan ancaman terbuka:
Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, “Akan ada respons kuat dan langsung untuk setiap pelanggaran kesepakatan.”
Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, “Kami tidak akan membiarkan ada ancaman. Jari kami tetap di pelatuk, di tank, dan di jet tempur.”
Israel juga menuntut Hamas segera menyerahkan seluruh jenazah tawanan dan menyebut pihaknya tidak akan mundur.