Spirit of Aqsa, Palestina- Hamas bertekad menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan, bukan hanya sementara. Faksi pejuang kemerdekaan Palestina itu juga menegaskan tidak akan terlibat dalam negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel kecuali setelah gencatan senjata. 

Hamas menegaskan gencatan senjata menjadi syarat negosiasi di tengah laporan media Israel tentang usulan-usulan syarat gencatan senjata. 

Anggota Biro Politik Hamas, Izzat al-Rishq, mengatakan, petinggi Hamas berusaha “dengan segenap kekuatan untuk menghentikan agresi dan pembantaian terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan dan bukan hanya sementara.”

“Rakyat Palestina menginginkan penghentian agresi, dan tidak menunggu gencatan senjata sementara atau kesepakatan damai parsial untuk periode singkat, diikuti oleh kelanjutan agresi dan teror,” kata Al-Rishq, dikutip Aljazeera, Anadolu Agency, dan Media Israel, Selasa (26/12).

Al-Rishq menegaskan, “tidak ada negosiasi kecuali dengan berhenti total dari agresi,” sambil membantah pada saat yang sama berita yang “dipublikasikan oleh agensi Reuters yang disalahkan kepada sumber keamanan Mesir.”

Reuters melaporkan pada Senin (25/12) dari dua sumber keamanan Mesir bahwa Hamas dan Jihad Islam menolak proposal Mesir untuk menyerahkan kendali atas Jalur Gaza sebagai imbalan untuk gencatan senjata yang permanen.

Sementara itu, selama beberapa hari terakhir, media Israel telah membahas kemungkinan negosiasi baru untuk gencatan senjata dan pertukaran tawanan, mengindikasikan kesiapan pemimpin Israel untuk menghentikan perang selama dua minggu atau lebih, dan juga menyebut adanya proposal Mesir untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa tahap.

Hal ini terjadi dengan meningkatnya tekanan pada pemerintahan Benjamin Netanyahu dari keluarga tahanan Israel oleh perlawanan Palestina di Gaza dan kritik yang luas setelah pasukan pendudukan menyebabkan kematian sejumlah dari mereka dalam beberapa hari terakhir.

Namun, Netanyahu menegaskan hari ini bahwa perang di Gaza “jauh dari selesai” dalam pidato di hadapan anggota partainya Likud, dan kemudian mengulanginya dalam pidato di Knesset dengan mengatakan bahwa Israel tidak akan bisa “membebaskan semua tawanan tanpa tekanan militer.”

Dia berkata kepada Knesset bahwa pasukan Israel “membutuhkan lebih banyak waktu” untuk menyelesaikan operasi militer di Gaza.

Sementara itu, Channel 12 Israel melaporkan, ada ketegangan di puncak tingkat politik dan keamanan Israel tentang masalah tahanan, dan bahwa Netanyahu mencegah Menteri Pertahanan Yoav Gallant dari melakukan pembicaraan individu dalam hal ini dengan kepala Mossad.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here