Spirit of Aqsa, Palestina- Amnesty International memperingatkan bahwa ada tanda-tanda potensi genosida di Jalur Gaza, termasuk lebih dari 25 ribu orang syahid dalam serangan Israel terhadap wilayah tersebut.
Amnesty International menyebutkan, tindakan yang menunjukkan genosida termasuk “menghalangi bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza dengan sengaja oleh pihak Israel, serta penggunaan retorika rasialis dan tidak manusiawi terhadap rakyat Palestina oleh beberapa pejabat Israel.”
Amnesty International menjelaskan, tindakan yang mencolok dan penindasan sejarah terhadap rakyat Palestina dalam kerangka rezim rasial apartheid.
Organisasi tersebut menyoroti bahwa “tidak ada tanda-tanda akhir dari penderitaan manusia yang berskala besar dan penghancuran di Gaza, menunggu Kejaksaan Mahkamah Internasional untuk mengeluarkan keputusan final mengenai fakta pelanggaran kejahatan genosida dan kejahatan lainnya berdasarkan hukum internasional.”
Amnesty International menegaskan bahwa “penerbitan perintah darurat untuk melaksanakan langkah-langkah sementara merupakan cara penting untuk mencegah lebih banyak kematian, kehancuran, dan penderitaan bagi warga sipil serta memberikan perlindungan bagi mereka, sekaligus membantu mengingatkan negara-negara lain tentang perlunya tidak berpartisipasi dalam tindakan kejahatan dan pelanggaran serius.”
25.490 Syuhada Sejak Dimulainya Agresi
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan, jumlah korban akibat agresi Israel telah mencapai 25.490 syuhada dan 63.354 luka sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Dalam pernyataan yang dikirimkan kepada agensi berita “Safa,” Kementerian Kesehatan menyebutkan, teroris Israel melakukan 22 pembantaian terhadap keluarga-keluarga di wilayah tersebut, yang mengakibatkan 195 syuhada dan 354 luka selama 24 jam terakhir.
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, dan bahwa tim ambulans dan pemadam kebakaran tidak dapat mencapai mereka.
Setengah Juta Warga Gaza Menghadapi Ancaman Kelaparan
Pemimpin Hamas, Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, memperingatkan bahwa lebih dari setengah juta penduduk Gaza menghadapi ancaman kelaparan. Ia menyoroti bahwa warga Gaza terpaksa menggiling pakan ternak karena kekurangan tepung dan bahan makanan.
Hamdan menyalahkan pemerintah Israel dan administrasi Biden atas pembantaian yang dialami oleh rakyatnya, sambil meminta organisasi internasional untuk menyatakan utara Gaza sebagai zona kelaparan. Ia juga memanggil Organisasi Kerjasama Islam dan Liga Arab untuk campur tangan segera dalam membuka lintas batas dan mengirimkan bantuan.