Pernyataan terbaru Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut misinya sebagai “tugas bersejarah dan spiritual” untuk membangun “Israel Raya” dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat memicu gelombang kemarahan, sindiran, dan kritik tajam di media sosial Arab. Warganet menuntut respons resmi yang lebih tegas, sambil memuji keteguhan perlawanan Palestina di Gaza.
Banyak pengguna media sosial mempertanyakan sikap negara-negara Arab atas pernyataan yang secara terang-terangan mengisyaratkan niat mencaplok seluruh tanah Palestina, bahkan wilayah negara Arab lain.
“Proyek Ekspansi yang Terbuka… Tidak Bisa Dihentikan dengan Pernyataan!”
Warganet menegaskan ambisi “Israel Raya” bukan hal baru, melainkan mimpi lama Zionis. Namun, mereka menyoroti bahwa sebagian besar pemerintah Arab hanya merespons dengan pernyataan kecaman.
“Apakah pernyataan Kementerian Luar Negeri akan menghentikan Netanyahu? Dia bermimpi menganeksasi Yordania dan Sinai. Seharusnya respons datang dari presiden, bukan hanya menteri luar negeri,” tulis seorang pengguna.
Banyak komentar menekankan bahwa Gaza adalah garis depan yang melindungi seluruh dunia Arab. “Jika Gaza jatuh, giliran negara lain akan tiba. Perlawanan melindungi kita semua, bukan hanya dirinya sendiri,” tulis akun lain.
“Bukan Kecaman, Tapi Daya Tangkis”
Seruan untuk langkah yang lebih konkret menguat, termasuk usulan membekukan Perjanjian Camp David dengan Israel. “Kekuatanlah yang menjaga tanah, bukan pernyataan yang membuat Netanyahu menertawakan kita,” tulis seorang pengguna.
Sejumlah komentar juga mengejek Netanyahu yang gagal menguasai Gaza meski telah menyerang selama dua tahun. “Dia tidak hanya penjahat perang, tapi juga terjebak dalam delusi masa lalu,” tulis warganet.
Namun, ada pula yang mengingatkan bahaya meremehkan rencana Netanyahu. “Bangunlah! Jika kita tidak bersatu dan menyadarkan rakyat, ancaman yang akan datang lebih besar,” tulis salah satu akun.
Bagi sebagian pengguna, klaim “Israel Raya” hanyalah propaganda politik dari pemimpin gagal yang menyeret negaranya menuju kehancuran. “Dua tahun dia terperangkap di Gaza bersama tentaranya yang pengecut, tak mampu mencapai tujuannya. Bicara soal menguasai seluruh kawasan hanyalah lelucon murahan,” kata komentar lain, menegaskan bahwa kekuatan nyata Israel jauh di bawah fantasi yang diusung para pemimpinnya.
Sumber: Al Jazeera