Spirit of Aqsa, Jakarta– Film asal Jordanian ‘Farha’ sudah tayang di platform streaming Netflix pada Kamis (1/12/2022).
Film ini menggambarkan trauma memilukan yang dialami rakyat Palestina selama tragedi Nakbah 1948. Namun, karya seni visual tersebut mendapat kecaman dari penjajah Israel.
Film Farha diangkat dari kisah nyata seorang gadis 14 tahun yang selamat dari Nakbah. Dalam peristiwa tersebut, ratusan ribu warga Palestina diusir dari tanah mereka oleh milisi zionis untuk mendirikan “negara” Israel.
Gadis kecil tersebut digambarkan hendak berangkat sekolah. Namun tiba-tiba dipaksa bersembunyi oleh ayahnya karena militer Israel melakukan invasi besar-besaran ke Palestina. Dia bersembunyi di dalam sebuah kamar kecil dalam keadaan terkunci.
Farha tetap bersembunyi di dalam kamar itu sambil menunggu sang ayah pulang. Namun, gadis tersebut harus menyaksikan pemandangan memilukan. Dari lubang kunci, dia menyaksikan tentara Israel mengeksekusi keluarga Palestina, termasuk dua anak kecil dan seorang bayi.
Film yang disutradari Darin J. Sallam itu merupakan karya visual Yordania untuk Academy Awards 2023. Sallam mengatakan, Farha dalam film itu merupakan kisah dari teman ibunya yang selama bertahun-tahun hidup sebagai pengungsi di Suriah.
“Saya tidak takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Kami perlu melakukan ini karena film hidup dan kami mati. Itulah mengapa saya memutuskan untuk membuat film ini. Bukan karena saya politis, tapi karena saya setia pada cerita yang saya dengar, ”kata Sallam, dikutip The Intercept, Senin (5/12/2022).
Dipuji Warga Palestina, Dikecam dari Israel
Warga Palestina di seluruh dunia memuji film tersebut karena memberikan sedikit gambaran terkait tragedi Nakbah yang sangat memilukan. Namun, produksi dan perilisan film tersebut memicu kemarahan di kalangan pejabat Israel.
“Sangat gila bahwa Netflix memutuskan untuk memutar film yang seluruh tujuannya adalah untuk menciptakan kepura-puraan palsu dan menghasut tentara Israel,” kata Menteri Keuangan Israel Avigdor Liberman dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
Lieberman bahkan mencabut dana negara untuk sebuah teater di pinggiran Tel Aviv di Jaffa yang memutar film Farha. Dia ingin film semacam itu ditayangkan di layer lebar.
“Tujuan (pencabutan dana) untuk mencegah pemutaran film yang mengejutkan ini atau film serupa lainnya di masa mendatang,” katanya.