Spirit of Aqsa, Palestina- Faris Sharhabeel Abu Samra baru menginjak usia 14 tahun saat peluru tajam penjajah Israel menembus kepalanya. Saat pemakaman, ribuan warga Palestina mengantar jenazah Faris menuju tempat peristirahatan terakhir.
Faris ditembak di daerah Qalqiya pada Rabu malam (26/7). Peristiwa penembakan itu terjadi saat penjajah Israel menyerang daerah tersebut, dengan dalih yang dibuat-buat. Para penjajah membawa pasukan lengkap dengan peralatan militer canggih untuk menyerang warga.
Warga Palestina hanya bisa melakukan perlawanan sebisa mereka. Mulai dari lemparan batu, sampai peledak rakitan, hingga petasan. Semua itu dilakukan untuk melawan kekerasan dan kekejian yang dilakukan penjajah Israel terhadap mereka.
Dalam peristiwa penyerangan itu, Faris tertembak di kepala. Dia sempat mendapat perawatan darurat usai tertembak, lalu dipindahkan ke Rumah Sakit Pemerintah Qalqilya. Tim medis akhirnya mengumumkan kematiannya akibat luka tersebut.
Pasukan pendudukan Zionis Israel menyerbu “kampung Naqar” di wilayah barat Qalqilya, yang menyebabkan terjadinya perlawanan, di mana tentara pendudukan Zionis Israel menembakkan peluru logam berlapis karet dan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata ke arah warga dan rumah mereka.