Dalam sebuah tulisan di harian El País Spanyol, jurnalis Berna González Harbour menyindir tajam dunia yang ia sebut “terbalik.” Di dunia ini, polisi justru bergerak melawan orang-orang yang menentang genosida, sementara para pelaku pembantaian dibiarkan bebas dari pengadilan.
Harbour bertanya langsung kepada pembacanya: “Apakah kalian masih peduli pada nasib penduduk Gaza? Atau sudah teralihkan oleh narasi palsu tentang ‘teroris baru’ yang digambarkan jauh lebih berbahaya dari apapun, sehingga perlu penindakan segera?”
Dengan ironi, ia menambahkan: “Untung saja polisi Inggris tahu menjalankan ‘tugasnya’, tak seperti yang lain.”
Kaos yang Disulap Jadi “Senjata Teror”
Tulisan itu menyoroti penangkapan novelis Irlandia Sally Rooney, ikon generasi muda, bersama para rohaniwan, seniman, dan ratusan warga Inggris lain (banyak di antaranya lansia) hanya karena mereka memakai kaos pro-Palestina. Kaos itu digambarkan seolah-olah “bom tandan baru” yang berhasil dicegat oleh undang-undang anti-terorisme.
Bahkan, sebuah video viral memperlihatkan seorang warga ditahan polisi hanya karena mengenakan kaos bertuliskan “Clay Action”, plesetan satir dari Palestine Action.
Dunia yang Terbalik
Menurut Harbour, di dunia terbalik ini, mereka yang mengecam genosida justru ditangkap, sedangkan pelaku kejahatan perang melenggang tanpa hukuman.
Ia menyinggung Inggris (dulu simbol kebebasan dan keseimbangan) yang kini melabeli Palestine Action sebagai organisasi teroris. Padahal kelompok itu tidak pernah membunuh siapa pun; aktivitas mereka sebatas aksi langsung: menerobos pangkalan militer, mencoret slogan di pesawat tempur, atau aksi sabotase damai.
Seorang pastor, James Groot, bahkan berkata saat diborgol: “Saya lakukan ini karena saya mengikuti Kristus yang melanggar aturan untuk membawa damai.” Baginya, melanggar hukum tanpa kekerasan adalah cara sahih ketika hukum gagal melindungi keadilan.
Palestine Action sendiri mengumumkan bahwa hasil penjualan kaos akan disalurkan untuk organisasi kemanusiaan yang membantu warga Palestina.
Malu yang Membayangi Eropa
Harbour menyanjung Spanyol yang berani memimpin kecaman internasional terhadap kekejaman Israel. Sebaliknya, ia menuding Uni Eropa tenggelam dalam “tidur panjang”, parlemen Eropa dan Ursula von der Leyen baru bersuara setelah 65 ribu orang di Gaza gugur. “Malu itu akan terus membayangi Eropa,” tulisnya.
Perlawanan Kecil, Monster Besar
Ia menutup artikelnya dengan metafora tajam: aksi-aksi Palestine Action hanyalah inisiatif kecil yang berdiri menghadapi monster berkepala tujuh, yang merobohkan bangunan, membombardir anak-anak, dan menghancurkan sebuah bangsa bernama Palestina di Gaza.