Spirit of Aqsa, Palestina- Menteri Perang Penjajah Zionis Israel, Yoav Gallant, terpaksa mengadakan pertemuan keamanan khusus untuk membahas penggunaan bahan peledak (bom) oleh warga Palestina selama melakukan aksi perlawanan baru-baru ini. Perlawanan itu terjadi secara luar biasa selama pengeboman di persimpangan Megiddo dekat kota Haifa, Senin (13/3/2023).

Hasil investigasi awal dari peristiwa terakhir tersebut telah disampaikan kepada Gallant. Penyelidikan dalam beberapa insiden baru-baru ini telah diajukan. Namun, detail investigasi itu tidak dipublikasikan.

Gallant menginstruksikan agar pihak keamanan memperketat penjagaan untuk menjaga imigran ilegal Yahudi yang tinggal di wilayah Palestina.

Pengeboman di Megiddo, dan sebelumnya percobaan pengeboman di Beitar Illit, menambah kasus pengeboman di Al-Quds di mana dua alat peledak ditempatkan di dua daerah berbeda bulan lalu, yang menyebabkan tewasnya dua pemukim pendatang Zionis dan melukai puluhan orang lainya, sebelum pemuda yang membuatnya, Islam Farroukh, ditangkap.

Surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth, juga mengatakan bahwa sistem keamanan Israel menilai bahwa peledakan bom di dekat Megiddo dilatar belakangi masalah “nasionalisme”.

Hari Selasa, 14 Maret 2023, surat kabar Ibrani melaporkan bahwa larangan publikasi diberlakukan pada semua detail aksi. Sementara Menteri Perang Israel Yoav Galant tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara tadi malam tentang undang-undang amandemen yudisial di Knesset.

Menurut Yedioth Ahronoth, pasukan pendudukan Zionis Israel menutup, selama berjam-jam, jalan-jalan di sekitar tempat ledakan bom, karena takut akan adanya bom lainnya. Sementara penyelidikan menunjukkan bahwa orang yang terluka dalam ledakan tersebut tidak memiliki catatan kriminal, yang memperbesar kemungkinan bahwa aksi tersebut dimotivasi oleh masalah nasionalisme dan direncanakan untuk menarget pemukim pendatang Zionis atau tentara pendudukan Zionis Israel ketika mereka lewat tempat itu.

Masih menurut Yedioth Ahronoth, jika terbukti bahwa aksi itu adalah aksi perlawanan, maka ini adalah tentang serangkaian ledakan bom yang berbahaya dan tidak biasa selama beberapa tahun terakhir.

Pekan lalu, satu jam setelah aksi Tel Aviv pada hari Kamis, upaya pemboman dilakukan untuk meledakkan bom dari jarak jauh di bus pemukim pendatang Zionis di permukiman Yahudi “Beitar Illit” dekat Bethlehem.

Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa minggu lalu, tentara pendudukan Zionis Israel menyaksikan alat peledak yang dimiliki oleh tiga martir yang dibunuh pasukan pendudukan Zionis Israel di Jaba, dekat Jenin. Juga 5 bulan lalu, di mana dua alat peledak diledakkan di Al-Quds, yang membunuh dua pemukim pendatang Zionis dan melukai yang lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here