Otoritas Palestina di Gaza memakamkan 38 jenazah warga Palestina tak dikenal di kota Deir al-Balah, bagian tengah Jalur Gaza. Jenazah-jenazah itu dikembalikan oleh Israel dalam beberapa hari terakhir melalui Komite Internasional Palang Merah.

Dengan pemakaman ini, jumlah jenazah tak teridentifikasi yang dimakamkan di Gaza sejak awal tahun telah mencapai 182, menurut pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Palestina.

Proses pemakaman dilakukan oleh tim Pertahanan Sipil, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Wakaf, disaksikan pula oleh delegasi Palang Merah. Mereka menurunkan jenazah-jenazah itu dengan tenang ke liang lahat, masing-masing dibungkus kain putih, sebagian masih menyisakan bekas jerat di lehernya.

Tubuh yang Tak Lagi Bisa Dikenali

Muhammad Abu Syamalah, wakil kepala Pertahanan Sipil di wilayah tengah Gaza, mengatakan bahwa jenazah-jenazah tersebut sebelumnya disimpan di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, selama beberapa hari untuk proses identifikasi.

“Foto dan nomor setiap jenazah sudah kami publikasikan dengan harapan ada keluarga yang mengenali mereka,” ujarnya kepada Al Jazeera.

Namun harapan itu pupus. “Tidak ada satu pun yang berhasil dikenali,” kata Abu Syamalah lirih. “Banyak di antara mereka disiksa dan dimutilasi hingga tak lagi menyerupai manusia.”

Ia menambahkan bahwa sebagian jenazah memperlihatkan luka akibat ledakan, tembakan tank, serta tanda-tanda pemenggalan kepala dan penyiksaan brutal.

“Sebagian tangan dan kaki mereka terikat, ada bekas jeratan di leher, bahkan tali masih melekat saat kami kuburkan. Tapi kami berusaha memakamkannya dengan penuh hormat, seperti layaknya manusia yang layak dihormati, meski dalam kondisi yang tak lagi utuh.”

Kematian yang Tak Dikenal, Penderitaan yang Dikenali

Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa dari 315 jenazah yang dikembalikan Israel, hanya 91 yang berhasil diidentifikasi. Sisanya tetap tanpa nama.

Keluarga Palestina biasanya mengenali jasad orang yang hilang lewat sisa tanda lahir, bekas luka, atau potongan pakaian terakhir yang mereka kenakan. Namun sejak laboratorium forensik Gaza hancur akibat serangan, proses identifikasi hampir mustahil dilakukan.

Sebelum gencatan senjata berlaku, Israel dilaporkan menahan 735 jenazah warga Palestina, menurut data Kampanye Nasional Palestina untuk Pemulangan Jenazah Syuhada dan Pengungkapan Nasib Orang Hilang.

Kampanye tersebut juga merujuk laporan Haaretz (16 Juli 2025), yang mengungkap bahwa militer Israel menyimpan sekitar 1.500 jenazah warga Gaza di kamp militer Sde Teiman, tempat yang dikenal dengan praktik kekerasan dan penyiksaan.

Laporan dari lembaga HAM Palestina menegaskan pula bahwa sejumlah warga Gaza yang ditahan sejak Oktober 2023 meninggal akibat penyiksaan di penjara-penjara Israel.

Luka Gaza yang Tak Pernah Tertutup

Lebih dari 69.000 warga Palestina telah Syahid sejak awal agresi Israel dan lebih dari 170.000 lainnya terluka. Sementara 90% infrastruktur sipil Gaza hancur, termasuk rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah.

Namun di antara puing-puing dan makam tanpa nama itu, Gaza tetap menggenggam kehormatan terakhir bagi mereka yang diambil tanpa identitas, mengubur tubuh yang dirusak, tapi menjaga martabat yang tak bisa dibunuh.

“Kami tidak tahu siapa mereka,” kata Abu Syamalah, “tapi kami tahu satu hal: mereka adalah manusia yang disiksa dan dibunuh karena menjadi orang Palestina.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here