Penulis dan kolumnis Israel, Odeh Bisharat, melancarkan kritik tajam terhadap Menteri Keamanan Nasional teroris Israel, Itamar Ben Gvir, yang ia sebut sebagai “Menteri Sadisme.” Dalam tulisannya di Haaretz, Bisharat menolak keras upaya sebagian pemukim Israel yang berusaha menampilkan Ben Gvir sebagai sosok lucu atau sekadar “Menteri TikTok.”
Menurut Bisharat, melucu soal Ben Gvir adalah bentuk pelecehan terhadap realitas penderitaan rakyat Palestina.
Dia menulis dengan nada getir, “Apa hubungan antara aplikasi berisi lagu dan tawa dengan seorang menteri yang berbangga telah menghancurkan rumah-rumah warga Arab dengan tangannya sendiri? Bagaimana mungkin TikTok disandingkan dengan reruntuhan dan kehancuran?”
“Menteri Kelaparan dan Sadisme”
Dalam tulisannya, Bisharat menegaskan bahwa mayoritas masyarakat Israel kini secara terbuka mendukung praktik penyiksaan, atau memilih diam terhadap kekejaman yang dilakukan atas nama keamanan.
Ia menuding para politisi dan media Israel berperan dalam menciptakan ilusi bahwa Ben Gvir hanyalah tokoh nyeleneh.
“Lihatlah betapa ‘menggemaskannya’ pria berwajah polos ini, yang menelantarkan para tahanan Palestina tanpa makanan! Tertawalah ketika ia membelenggu mereka hingga tubuhnya kaku, ketika ia mengancam mereka dengan kematian! Betapa lucunya pria ini!” tulisnya dengan sarkasme tajam.
Bisharat menambahkan, Ben Gvir tidak hanya menyiksa sandera seperti Marwan Barghouti, tetapi juga membanggakan diri telah menurunkan volume adzan, menghina para pemimpin Arab, dan menangkap aktivis tanpa alasan hukum yang jelas, semata untuk memuaskan naluri kejamnya dan “sistem yang telah kehilangan nurani.”

“Nama yang paling tepat untuknya bukan Menteri TikTok, melainkan Menteri Kelaparan dan Menteri Sadisme,” tulis Bisharat.
Masyarakat yang Membisu di Tengah Kekejaman
Bisharat juga menyinggung bagaimana Ben Gvir kini menargetkan warga Yahudi yang menentang pemerintah. Mereka yang berani memprotes di depan rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu justru ditangkap dan dijebloskan ke sel dingin selama berhari-hari.
Ia menggambarkan Ben Gvir sebagai sosok yang “menikmati penghinaan terhadap sesama manusia, dan menganggap kemanusiaan sebagai kata kotor yang tak pantas ada dalam kamus moralnya.”
Lebih jauh, Bisharat menyamakan kondisi Israel hari ini dengan rezim otoriter di dunia Arab yang dulu kerap dikecam rakyatnya.
“Dulu, penyiksaan menjadi ciri rezim-rezim berdarah di dunia Arab, dan rakyat menolaknya dalam diam karena takut penjara. Kini, di Israel, penyiksaan menjadi praktik yang didukung mayoritas, sementara sisanya memilih diam, juga karena takut.”
Sumber: Haaretz










