Sekjen Gerakan Inisiatif Nasional Palestina, Dr. Mustafa Barghouti, menegaskan bahwa serangan Israel yang menargetkan delegasi Hamas di Doha merupakan “titik balik” dengan dampak yang sangat berbahaya. Ia menilai agresi ini membongkar wajah asli Israel yang justru menjadi penghalang utama tercapainya kesepakatan, bukan pihak Palestina. Menurutnya, Tel Aviv sengaja memilih eskalasi setiap kali ada peluang menuju gencatan senjata.
Qatar dengan tegas mengecam serangan Israel yang menghantam kompleks perumahan sejumlah anggota biro politik Hamas. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan tidak akan mentolerir perilaku ceroboh Israel. “Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terhadap semua hukum internasional dan ancaman serius bagi keamanan warga maupun penduduk Qatar,” tegasnya.
Sumber senior Hamas kepada Al Jazeera menyebutkan, delegasi yang dipimpin Khalil al-Hayya selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
Barghouti menambahkan, serangan ini menyasar Qatar selaku mediator, sekaligus menyerang pimpinan Hamas yang saat itu sedang membahas usulan Amerika Serikat. Hal ini, menurutnya, membuktikan bahwa usulan Washington tidak serius, dan Israel memang tidak menginginkan perjanjian apa pun. “Israel terus melanjutkan perang genosida di Gaza dan proyek pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Barghouti bahkan tidak menutup kemungkinan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam agresi ini. “Sulit dipercaya jika Washington benar-benar berperan sebagai mediator,” katanya.
Seruan untuk Dunia Arab dan Islam
Barghouti berharap serangan ke Doha dapat menjadi momentum perubahan sikap negara-negara Arab dan Islam, apalagi yang diserang adalah Qatar—sebuah negara damai yang selama ini mengerahkan segala kemampuan untuk mendukung tercapainya kesepakatan, termasuk pembebasan tahanan Israel dan Palestina pada perjanjian-perjanjian sebelumnya.
Ia mendesak negara-negara Arab, terutama yang telah menormalisasi hubungan, untuk segera menghentikan semua kerja sama dengan Israel, memberlakukan sanksi komprehensif, dan melakukan boikot total.
Lebih jauh, Barghouti menekankan bahwa setelah agresi ke Doha, pertanyaan penting bagi negara-negara Arab dan Islam bukan hanya bagaimana melindungi Palestina, tetapi bagaimana menjaga keamanan nasional mereka sendiri.
Ia juga menyerukan isolasi penuh terhadap Israel serta pemberlakuan sanksi internasional. Menurutnya, PM Israel Benjamin Netanyahu—yang kini diburu Mahkamah Pidana Internasional—“telah kehilangan akal sehatnya dan berperilaku seperti kepala geng kriminal yang lepas kendali.”
Barghouti menegaskan, agresi yang gagal mencapai target di Doha akan berimbas pada posisi politik Netanyahu di dalam negeri dan bisa mengguncang stabilitas pemerintahannya.
Sumber: Al Jazeera